Senin 13 Nov 2023 18:43 WIB

Pemimpin Muslim Desak Dunia Hentikan Kirim Senjata ke Israel

Pemimpin Muslim menekankan pendudukan Israel merupakan ancaman terhadap keamanan.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha dalam KTT yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2023).
Foto: Saudi Gazette
Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha dalam KTT yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) menyerukan semua negara untuk berhenti mengekspor senjata dan amunisi ke Israel, Sabtu (11/11/2023).

Dilansir di Doha News, Senin (13/11/2023) OKI menyelenggarakan pertemuan darurat mengenai Gaza di Riyadh, Saudi. KTT dihadiri para pemimpin dunia dari anggota Liga Arab dan OKI, termasuk Amir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dari Qatar.

Baca Juga

KTT tersebut bertujuan mencari langkah-langkah konkrit untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza yang terus meningkat dan intensif selama lebih dari satu bulan. Hingga Ahad pagi, pasukan pendudukan Israel (IOF) telah membunuh sedikitnya 11.078 warga Palestina, termasuk lebih dari 4.500 anak-anak.

BACA JUGA: Doa Qunut Nazilah untuk Warga Palestina yang Berada dalam Peperangan

Pernyataan bersama KTT tersebut dimulai dengan menegaskan kembali hak kemerdekaan Palestina dan perlunya solusi dua negara sejalan dengan Inisiatif Perdamaian Arab.

Pernyataan tersebut juga menyatakan semua negara yang berpartisipasi menganggap Israel bertanggung jawab atas kelanjutan dan memburuknya konflik. Ini merupakan akibat dari pelanggaran hak-hak rakyat Palestina, serta kesucian Islam dan Kristen.

“Kami menegaskan Israel dan semua negara di kawasan ini, tidak akan menikmati keamanan dan perdamaian kecuali Palestina menikmati hak mereka dan mendapatkan kembali semua hak mereka yang dirampas. Kami menekankan kelanjutan pendudukan Israel merupakan ancaman terhadap keamanan dan stabilitas kawasan serta keamanan dan perdamaian internasional,” bunyi pernyataan itu.

Berbeda dengan pertemuan puncak sebelumnya, pernyataan terakhir pertemuan di Riyadh menyoroti tuntutan baru, yang menekan negara-negara di seluruh dunia untuk menghentikan dukungan militer mereka terhadap IOF.

“Kami menyerukan semua negara untuk berhenti mengekspor senjata dan amunisi kepada otoritas pendudukan yang digunakan oleh tentara mereka dan pemukim teroris untuk membunuh rakyat Palestina dan menghancurkan rumah, rumah sakit, sekolah, masjid, gereja dan semua kemampuan mereka,” bunyi pernyataan itu, seperti dikutip kantor pers Saudi SPA.

Pernyataan itu juga menolak menggambarkan perang pembalasan ini sebagai pembelaan diri atau membenarkannya dengan dalih apa pun. Meskipun pernyataan tersebut tidak menyebutkan nama negaranya, pernyataan tersebut muncul ketika sekutu utama Israel di Barat, terutama Amerika Serikat, terus memberikan dukungan militer kepada IOF melalui pendanaan atau pasokan persenjataan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement