Selasa 14 Nov 2023 09:23 WIB

Israel Kembali Serang Kamp Jabalia, 31 Warga Syahid

Serangan itu dalam sekejap merenggut 31 nyawa warga Gaza dan puluhan lainnya luka

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina membawa jenazah pria yang meninggal setelah serangan udara Israel di Al Falouja di kota Jabalia, Gaza utara.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina membawa jenazah pria yang meninggal setelah serangan udara Israel di Al Falouja di kota Jabalia, Gaza utara.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Jet-jet tempur Israel pada Senin (13/11/2023) malam, kembali melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi Jabalia di Gaza bagian Utara. Dalam sekali serangan, selain menghancurkan kawasan, serangan Israel juga dalam sekejap merenggut 31 nyawa warga Gaza dan puluhan lainnya luka-luka.

Ada beberapa video yang belum dikonfirmasi menunjukkan akibat dari serangan udara Israel di kamp Jabalia. Pekan lalu, sekitar 100 warga sipil Palestina tewas akibat serangan Israel, yang menargetkan sebuah kompleks bangunan tempat tinggal di kamp Jabalia. Serangan Israel juga dengan sengaja menyasar berbagai rumah sakit di Gaza dan fasilitas pendidikan.

Baca Juga

Berbagai pihak lantas mengecam serangan itu, dan banyak pihak menyebut sebagai "kejahatan perang". Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania mengatakan telah mendokumentasikan laporan-laporan eksekusi puluhan warga Palestina oleh pasukan tentara Israel selama pengungsian mereka dari Gaza utara ke bagian tengah dan selatan Jalur Gaza, meskipun mereka tidak menimbulkan ancaman.

Kelompok ini tidak memberikan jumlah pasti "eksekusi" namun mengatakan telah menerima ratusan laporan. Euro-Mediterranean Observatory mengatakan ada laporan bahwa warga Palestina menjadi sasaran peluru tajam dan terkadang artileri dalam pembunuhan terencana selama upaya mereka untuk melarikan diri atas permintaan tentara Israel ke daerah selatan Wadi Gaza.

Organisasi pemantau ini menerima laporan dari para pengungsi yang melaporkan adanya pembunuhan di pos-pos pemeriksaan militer yang didirikan oleh tentara Israel sebagai bagian dari penetapan "koridor aman" di sepanjang jalan utama, Jalan Salah al-Din, antara pukul 09.00 dan 16.00 waktu setempat pada siang hari.

Kelompok ini telah meminta PBB dan Mahkamah Pidana Internasional untuk membuka penyelidikan independen atas masalah ini. Pemboman Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah merenggut nyawa 11.240 warga sipil Palestina, termasuk 4.630 anak-anak dan 3.130 wanita, kantor media pemerintah di Gaza mengatakan pada hari Senin (13/11/2023).

Angka-angka tersebut akurat pada pukul 16.50 GMT tanggal 13 November. Sekitar 29.000 orang telah terluka, 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 3.000 orang masih dinyatakan hilang, termasuk setidaknya 1.500 anak-anak. Sebagian besar dari mereka diyakini telah meninggal dan terkubur di bawah reruntuhan

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement