Selasa 14 Nov 2023 12:36 WIB

Angkat Tema Kedokteran Presisi, FK-KMK UGM Gelar Summer Course 2023

Kegiatan summer course diikuti oleh 88 peserta.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Tenaga kesehatan melakukan pengujian Covid-19 dengan GeNose C19 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Yogyakarta, Selasa (23/2/2023).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tenaga kesehatan melakukan pengujian Covid-19 dengan GeNose C19 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Yogyakarta, Selasa (23/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi UGM kembali menggelar Summer Course 2023 on Interprofesional Health Care selama dua pekan mulai 6-17 November 2023. Kegiatan summer course 2023 kali ini mengangkat tema Future of Healthcare: Leapfrogging Innovation Through Precision Medicine.

Kegiatan summer course diikuti oleh 88 peserta yang terdiri dari 43 mahasiswa UGM, dan 45 peserta dari berbagai universitas mitra luar negeri, seperti: VU Medical Center, Belanda, Universiti Putra Malaysia, Malaysia, Universiti Sains Malaysia, Malaysia, Cyberjaya University, Malaysia, KK Women’s and Children’s Hospital, Singapore, Mahidol University, Thailand, University of The Philippines, Filipina, University of Dental Medicine, Myanmar serta Universiti Malaya, Malaysia. 

Selama tiga hari pertama, mahasiswa mengikuti kegiatan kuliah yang menghadirkan 26 narasumber pakar kesehatan yang terdiri dari 18 narasumber asing dan delapan narasumber dalam negeri. 

Selain pakar-pakar dari UGM, Universitas Indonesia, Kementerian Kesehatan RI, kegiatan ini juga menghadirkan narasumber asing yaitu Lipotek Pty. Ltd., National Taiwan University Children's Hospital (Taiwan), Taipei Medical University (Taiwan), National Health Research Institutes (Taiwan), Universiti Sains Malaysia (Malaysia), International Medical University (Malaysia), Universiti Putra Malaysia (Malaysia), Universiti Malaya (Malaysia), Mahidol University (Thailand), Ramatibodhi Hospital (Thailand), Precision Health Research-PRECISE (Singapore), University of Helsinki (Finland), dan University of Manchester (UK).

Selain kegiatan kuliah, peserta juga mengikuti kegiatan di komunitas yang terbagi dalam sepuluh puskesmas di Kabupaten Sleman Yogyakarta, yaitu Puskesmas Prambanan, Puskesmas  Kalasan, Puskesmas Berbah, Puskesmas Ngemplak 1, Puskesmas Ngemplak 2, Puskesmas Ngaglik 1, Puskesmas Mlati 2, Puskesmas Godean 1, Puskesmas Tempel 1, dan Puskesmas Seyegan. Kegiatan di komunitas ini bertujuan untuk memberi wawasan permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat khususnya terkait kedokteran presisi pada level layanan primer.

"Selain itu juga memberikan tantangan kepada mahasiswa untuk berpikir untuk merancang program kesehatan masyarakat sebagai solusi permasalahan kesehatan di masyarakat dan bekerjasama dengan pihak luar," kata Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM Ahmad Hamim Sadewa di Griya Den Djoyo, Burikan, Kecamatan Mlati, Sleman, Selasa (14/11/2023).

Tema Summer Course kali ini diangkat lantaran sejalan dengan fokus Kementerian Kesehatan Indonesia pada pengembangan Precision Medicine. Kedokteran presisi (Precision Medicine), juga dikenal sebagai kedokteran individu, adalah kedokteran terkini dalam pelayanan kesehatan. 

Salah satu penerapan kedokteran presisi adalah kanker. Dengan menganalisis DNA pasien dan data molekuler lainnya, dokter dapat mengidentifikasi varian genetik spesifik yang mendorong pertumbuhan tumor. Informasi ini kemudian dapat digunakan mengembangkan terapi yang  ditargetkan untuk varian tersebut, sehingga lebih efektif dan risiko efek samping minimal.

Contoh lain kedokteran presisi adalah Duchenne Muscular Dystrophy (DMD), penyakit Alzheimer, diabetes, dan penyakit jantung. Dengan mengidentifikasi faktor genetik dan lingkungan yang berkontribusi terhadap kondisi ini, dokter dapat mengembangkan rencana pengobatan yang disesuaikan untuk masing-masing kondisi kebutuhan spesifik pasien.

Hamim mengatakan ketika kedokteran presisi terus berkembang, maka ada peningkatan luaran pelayanan kesehatan yang lebih baik. Kemampuan untuk memprediksi risiko penyakit dan mengembangkannya secara tepat sasaran, terapi dapat mengarah pada deteksi dini, preventif, dan pengobatan penyakit, pada akhirnya bisa menyelamatkan nyawa dan menurunkan biaya pelayanan kesehatan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement