Selasa 14 Nov 2023 13:29 WIB

Kata-Kata Positif di Media Sosial Ternyata Bisa Pengaruhi Citra Tubuh

Pesan positif di media sosial dapat tumbuhkan rasa sayang pada diri sendiri.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Olahraga di rumah (ilustrasi). Pengguna media sosial, khususnya dari kalangan remaja putri, cenderung sensitif terhadap masalah citra tubuh setelah menghabiskan terlalu banyak waktu online.
Foto: www.freepik.com.
Olahraga di rumah (ilustrasi). Pengguna media sosial, khususnya dari kalangan remaja putri, cenderung sensitif terhadap masalah citra tubuh setelah menghabiskan terlalu banyak waktu online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengguna media sosial mungkin sering mendapati kata-kata positif soal kebugaran serta kesehatan di berbagai unggahan yang berseliweran di lini masa. Ternyata hal tersebut terbukti bisa memengaruhi citra tubuh dan kesehatan mental.

Dikutip dari laman Study Finds, Selasa (14/11/2023), temuan itu diungkap oleh para peneliti di Washington State University. Menambahkan beberapa kata apresiasi tubuh pada postingan media sosial dapat membantu menghilangkan pengaruh negatif sebuah unggahan.

Baca Juga

Dalam studi, dikatakan bahwa pengguna media sosial, khususnya dari kalangan remaja putri, cenderung sensitif terhadap masalah citra tubuh setelah menghabiskan terlalu banyak waktu online. Namun, kalimat apresiasi sederhana seperti "Cintai tubuhmu" akan mengurangi dampak negatif media sosial itu terhadap kesehatan mental.

Hasil studi telah dipublikasikan di jurnal Health Communication. Pesan-pesan serupa dengan yang dicontohkan efektif meningkatkan rasa sayang dan apresiasi pengguna media sosial terhadap tubuh mereka sendiri. Setidaknya efek demikian bisa bertahan dalam jangka pendek.

"Kalimat itu dapat berfungsi sebagai faktor pelindung. Ini mungkin dianggap sebagai sesuatu yang sangat sepele, hanya beberapa komentar, namun bisa diberikan oleh influencer pada postingan mereka," kata penulis senior studi, Jessica Willoughby.

Bersama tim, Willoughby melibatkan 200 perempuan muda usia kuliah dalam penelitian. Lantas, para peneliti meminta peserta untuk melihat berbagai rangkaian postingan Instagram yang dimanipulasi dari influencer kebugaran "betulan" yang memiliki jutaan pengikut.

Setiap kelompok melihat serangkaian postingan tertentu yang menampilkan gambar yang diobjektifikasi dan teratur dengan atau tanpa pesan apresiasi tubuh. Gambar yang diobjektifikasi menampilkan influencer berpakaian minim yang berpose dengan fokus pada bagian tubuh tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement