REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Astronaut NASA Jasmin Moghbeli dan Loral O'Hara menandai perjalanan luar angkasa (spacewalk) pertama mereka bulan ini dengan tas peralatan yang melayang di luar angkasa. Menurut badan antariksa tersebut, Moghbeli dan O’Hara menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan mereka di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dalam enam jam 42 menit.
Saat perjalanan luar angkasa pada 1 November, Moghbeli dan O'Hara menyelesaikan pekerjaan pada susunan surya di stasiun tersebut, yang melacak matahari, tetapi mereka kehabisan waktu untuk melepas dan menyimpan kotak elektronik komunikasi. Meninggalkan tugas ini untuk perjalanan luar angkasa di masa depan, pasangan ini malah melakukan penilaian tentang bagaimana pekerjaan itu bisa dilakukan.
Selama misi berjam-jam tersebut, NASA mengatakan, sebuah tas tergelincir dan hilang. Pengontrol penerbangan melihatnya menggunakan kamera eksternal ISS. Untungnya, alat tersebut tidak diperlukan untuk tugas mereka selanjutnya.
“Mission Control menganalisis lintasan tas dan menentukan bahwa risiko kontak kembali dengan stasiun tersebut rendah dan kru di dalamnya serta stasiun luar angkasa aman dan tidak diperlukan tindakan apa pun,” kata NASA di blog resminya, dilansir CNN, Selasa (14/11/2023).
Menurut EarthSky, sebuah web yang melacak peristiwa kosmik, tas peralatan tersebut saat ini mengorbit Bumi di depan ISS, dan berpotensi terlihat dari Bumi dengan teropong selama beberapa bulan ke depan hingga hancur di atmosfer planet kita. Ini bukan pertama kalinya seorang astronaut kehilangan peralatan di luar angkasa.
Pada tahun 2008, tas Heide Stefanyshyn-Piper melayang saat dia sedang membersihkan dan melumasi roda gigi pada sambungan putar yang tidak berfungsi. Dalam perjalanan luar angkasa tahun 2006, astronaut Piers Sellers dan Michael Fossum kehilangan spatula berukuran 14 inci saat menguji metode perbaikan pesawat ulang-alik.
Puing luar angkasa atau sampah, seperti benda-benda tersebut, merupakan material buatan yang mengorbit Bumi namun sudah tidak berfungsi lagi. Benda tersebut bisa berupa apa saja, mulai dari serpihan kecil cat hingga bagian yang dibuang saat peluncuran roket.
Pada September 2023, Badan Antariksa Eropa memperkirakan 35.290 objek dilacak dan dikatalogkan oleh berbagai jaringan pengawasan luar angkasa, dengan total massa objek yang mengorbit Bumi berjumlah lebih dari 11.000 ton.