REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman memproyeksikan tingkat rasio pembiayaan terhadap pinjaman atau Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan Tanah Air akan menurun memasuki 2024 dipicu dua aspek yaitu belanja pemerintah dan pembayaran obligasi negara.
"Kami memperkirakan LDR perbankan menjelang akhir tahun dan memasuki 2024 bisa menurun. Pertama, karena akhir tahun ini belanja pemerintah akan digelontorkan secara lebih masif," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (14/11/2023).
Helmi mengatakan, belanja pemerintah akan meningkat untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu 2024 sehingga akan berdampak pada menguatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan.
Aspek kedua, kata dia, pada awal 2024 juga banyak obligasi negara yang jatuh tempo sehingga akan dilakukan pembayaran kembali. "Ketika pembayaran kembali obligasi, akan memindahkan uang dari rekening pemerintah dari BI masuk di perbankan sehingga menambah likuiditas," katanya.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan LDR industri perbankan per September 2023 berada di level 83,92 persen atau sedikit naik dari bulan sebelumnya 83,38 persen. Meskipun LDR meningkat, kondisi likuiditas bank KBMI I dan KBMI II masih memadai untuk mendukung penyaluran kredit ketika permintaan meningkat.
OJK mencatat kredit perbankan pada September 2023 tumbuh 8,96 persen (yoy), didukung oleh appetite bank yang masih longgar dan mulai meningkatnya permintaan pembiayaan sejalan dengan kinerja korporasi yang masih tumbuh baik.
Secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh sektor jasa dunia usaha, perdagangan, dan jasa sosial. Selain itu, pembiayaan syariah juga terus meningkat mencapai 14,69 persen (yoy) pada September 2023.