REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Palang Merah Indonesia (PMI) Banten meresmikan Klinik Utama Bhakti Hemodialisa di gedung PMI setempat di Kota Serang, Selasa (14/11/2023). Sekretaris PMI Banten Rahmat Fitriadi mengatakan klinik ini untuk layanan rawat jalan pasien penyakit ginjal yang membutuhkan hemodialisis atau cuci darah di daerah setempat.
"Sementara ini baru ada enam mesin yang dapat digunakan, namun ditargetkan hingga 11 mesin, satu di antaranya mesin infeksius. Apabila seluruh mesin telah terpenuhi maka dapat menampung sebanyak 40 pasien lebih dalam satu hari," katanya.
Ia mengatakan izin operasi Klinik Utama Bhakti Hemodialisa ke Pemkot Serang hingga Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih dalam proses, namun ditargetkan bulan ini sudah selesai dan bisa menerima pasien. Ia juga telah menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk meringankan dan meringankan masyarakat dalam mengakses cuci darah di klinik tersebut.
"Izinnya akan segera keluar, supaya kita bisa langsung menerima pasien bulan ini, karena kebutuhan akan cuci darah di Banten ini masih tinggi sehingga dengan hadirnya klinik ini dapat membantu masyarakat Banten, khususnya Kota Serang," katanya.
Rahmat mengatakan keunggulan Klinik Utama Bhakti Hemodialisa, yaitu penggunaan sekali pakai pada cuci darah. "Karena, klinik hemodialisa dengan sistem single use (sekali pakai) masih sangat sedikit di Indonesia sehingga ini menjadi kekuatan kami untuk mempercepat izin operasinya serta memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat," ujarnya.
Dia mengatakan Klinik Utama Bhakti Hemodialisa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, antara lain dokter umum, dua dokter spesialis, apoteker, perawat, dan layanan administrasi lainnya.
"Klinik ini sifatnya rawat jalan bukan rawat inap dan dalam satu hari bisa menampung sebanyak 40 pasien lebih. Di sini juga terdapat dokter umum, dua dokter spesialis, apoteker, perawat, dan layanan administrasi lainnya," ucapnya.