Rabu 15 Nov 2023 00:01 WIB

Bagas/Fikri Kecewa Gugur di Babak Awal Kumamoto Masters 2023, Janji Bangkit

Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri mengatakan ingin segera memperbaiki fokus.

Ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.
Foto: Dok Humas PBSI
Ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan ganda putra Indonesia Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri mengatakan ingin segera memperbaiki fokus mereka setelah gagal melaju ke babak kedua turnamen Kumamoto Masters 2023 di Jepang, Selasa (14/11/2023). 

Bagas/Fikri harus mengakui keunggulan wakil tuan rumah Akira Koga/Taichi Saito dua gim langsung 18-21, 16-21 di babak 32 besar turnamen BWF Super 500 tersebut.

Baca Juga

“Hasilnya cukup mengecewakan. Hasil akhirnya tidak seperti yang diinginkan. Gim pertama, skornya juga kejauhan, sampai tertinggal 1-7. Tadi adaptasinya juga kurang cepat. Saat masuk lapangan kurang in,” ujar Fikri, dikutip dari keterangan singkat PP PBSI.

Keduanya sepakat bahwa dari awal laga, pasangan Jepang mampu menentukan pola permainan sehingga membuat Bagas/Fikri tidak dapat mengantisipasi serangan dengan baik.

“Setelah pelan-pelan bisa mengejar dan menemukan pola, sayang kami tetap kalah. Dari awal permainan kami tidak bisa keluar seperti yang diharapkan. Kami belum bisa bermain lepas,” kata Bagas.

Selain itu, terdapat keputusan wasit yang juga cukup mengganggu konsentrasi Bagas/Fikri, di poin krusial 17-17. Bola yang mulanya mereka kira masuk, ternyata dinyatakan keluar oleh wasit sehingga keunggulan berbalik untuk Koga/Saito.

“Tadi sempat terganggu insiden yang tak diingingkan di poin 17-17 jadi 17-18 untuk lawan. Pukulan kami masuk tapi dinyatakan keluar umpire. Sedikit terganggu juga karena hilang satu poin di angka tua,” kata Bagas.

Selepas gim pertama, Bagas/Fikri mencoba mencari formula yang lebih tepat untuk memenangkan gim kedua. Keduanya pun menemukan pola permainan yang cukup efektif. Namun, Bagas/Fikri mengatakan mereka malah membuat banyak kesalahan sendiri yang memberikan keuntungan bagi lawan untuk mendapatkan poin mudah.

“Pada gim kedua, kami mencoba bermain lebih tenang dan ternyata bisa unggul 11-8 di interval gim kedua. Sayang setelah itu, kami banyak kesalahan sendiri dan terkejar. Permainan kami jadi tidak oke dan kalah,” kata Fikri.

“Gim kedua sebenarnya kami mulai enak permainannya. Sayang setelah interval banyak salah sendiri dan tersusul. Kami banyak kehilangan poin. Mau mengejar sudah susah karena perbedaan poinnya terlalu jauh,” ujar Bagas menambahkan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement