Selasa 14 Nov 2023 22:46 WIB

Akuisisi Disebut Bakal Untungkan BTN dan Muamalat

Aksi korporasi ini dapat mendorong industri perbankan syariah di Indonesia.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Nasabah mengakses layanan Cash Management System PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang bernama Muamalat Digital Integrated Access (Madina) di Jakarta, Rabu (5/7/2023). Madina menawarkan kemudahan untuk nasabah korporasi dalam hal manajemen kas dan akses informasi keuangan yang cepat dan real time. Bank Muamalat gencar menyasar segmen lembaga keuangan syariah dan institusi Islam khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan serta melaksanakan program khusus untuk meningkatkan utilisasi Madina.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Nasabah mengakses layanan Cash Management System PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang bernama Muamalat Digital Integrated Access (Madina) di Jakarta, Rabu (5/7/2023). Madina menawarkan kemudahan untuk nasabah korporasi dalam hal manajemen kas dan akses informasi keuangan yang cepat dan real time. Bank Muamalat gencar menyasar segmen lembaga keuangan syariah dan institusi Islam khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan serta melaksanakan program khusus untuk meningkatkan utilisasi Madina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dikabarkan sedang mengkaji kemungkinan mencaplok Bank Muamalat. Akuisisi dilakukan untuk memuluskan rencana pemisahan atau spin off Unit Usaha Syariah (UUS).

Menurut Peneliti Celios Jaya Darmawan, akuisisi Bank Muamalat sebagai Bank Umum Syariah (BUS) bisa menjadi alternatif yang baik. "Karena spin off memiliki risiko yang perlu diantisipasi seperti efisiensi operasional, kesiapan tata kelola dan permodalan," kata Jaya, Selasa (14/11/2023).

Baca Juga

Jaya mengatakan, apabila ditempuh dengan proses yang matang, maka kebijakan perusahaan ini berpotensi menguntungkan kedua belah pihak. BTN Syariah yang dikonsolidasikan dengan Bank Muamalat dan isunya juga bergabung BUS lain, akan mengurangi risiko permodalan.

"Langkah ini juga bisa meningkatkan economic of scale baik dari sisi efisiensi biaya dan diversifikasi produk," terang Jaya.

Begitu juga untuk Bank Muamalat. Jaya melihat, langkah ini bisa menjadi tambahan modal sebagai investasi baru. Aksi korporasi ini juga bisa meningkatkan kemampuan BUS dalam meningkatkan pangsa pasar.

"Karena pengalaman BTN Syariah di pembiayaan perumahan rakyat bisa menjadi peluang baru peningkatan daya saing produk perusahaan," ujar Jaya.

Selain itu, Jaya menambahkan, aksi korporasi ini dapat mendorong industri perbankan syariah di Indonesia. Hal ini bisa tercapai jika akuisisi benar-benar mempertimbangkan faktor operasional, sumber daya manusia, dan aspek permodalan yang baik, yakni seefisien mungkin.

Menurut Jaya, langkah konsolidasi ini bisa meningkatkan ekspansi pembiayaan yang lebih baik karena menggabungkan pengalaman dua insititusi atau lebih. Dengan demikian, BUS akan mampu meningkatkan pertumbuhan bisnis yang berpotensi meningkat pangsa pasar perbankan syariah nasional.

President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai konsolidasi BTN Syariah dan Bank Muamalat akan memperkuat bank syariah baru. Aksi korporasi ini dinilai akan berdampak positif pada keduanya karena masing-masing memiliki basis bisnis yang bagus dan akan saling melengkapi.

"Langkah ini dapat mendorong industri perbankan syariah karena akan ada bank syariah baru yang tergolong dapat meramaikan pasar bank syariah di Indonesia," ujar Trioksa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement