REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Komersial PT Surveyor Indonesia (SI) Saifuddin Wijaya mengatakan Korea Selatan (Korsel) telah meminta pendampingan untuk produk halal.
"Kami sudah mulai masuk ke beberapa negara, China, Korea, dan Jepang. Terakhir kemarin, Korea, mereka tertarik produk-produk kosmetik sudah mulai meminta kita untuk pendampingan," ujarnya usai penyerahan sertifikat halal secara simbolis di Jakarta, Selasa (14/11/2023).
Saifuddin menyampaikan pihaknya telah berdiskusi dengan Korea Selatan terkait dengan syarat-syarat dan proses pengajuan sertifikat halal.
Menurut Saifuddin, Korea Selatan mengajukan verifikasi untuk produk halal. Terlebih dengan adanya kewajiban sertifikat halal untuk produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia pada 2024.
"Tahun depan adalah mandatori, Oktober sesuai dengan per tahapannya. Oktober itu untuk makanan minuman dan rantai pasoknya itu harus ada kehalalan, jadi kalau mau makan kita cari yang ada halalnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Surveyor Indonesia Afrinal mengatakan, pada akhir November dan Desember 2023 terdapat 33 perusahaan di China yang akan diberikan sertifikat halal.
Ia menyebut perusahaan tersebut mengajukan sertifikasi halal untuk produk-produk seperti makanan dan minuman, camilan anak, permen, marshmallow, kosmetik dan produk bumbu atau rempah.
"Sebanyak 16 (perusahaan) sudah, yang lagi proses ada sekitar empat, yang mau jalan untuk diinspeksi, diaudit ada tujuh untuk bulan ini dan enam untuk bulan depan," kata Afrinal.
Dalam waktu dekat, LPH SI juga akan ke Jepang untuk menginspeksi kehalalan produk jamur kuping, yang biasa digunakan untuk makanan mi.
Selain itu, SI sedang dalam tahap penjajakan dengan negara-negara seperti Thailand dan China untuk penyediaan sertifikasi halal.