REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang tua mengakui bahwa memiliki anak dan membesarkannya adalah pengalaman paling bermakna dalam hidup. Akan tetapi, tantangannya pun sangat besar dan sulit. Tidak jarang orang tua berkonflik dengan anak dalam berbagai fase pertumbuhannya.
Mustahil menjadi orang tua yang sempurna setiap hari. Menurut pakar dari Parenting for Brain, Pamela Li, wajar jika orang tua merasa cemas saat menghadapi tantangan dalam membesarkan anak terutama jika mereka baru pertama kali menjadi orang tua atau mungkin tidak memiliki sistem pendukung yang kuat.
"Terlibat dengan orang tua lain yang berada dalam situasi serupa dapat membantu melawan kecemasan ini, memungkinkan ibu dan ayah menemukan kenyamanan dan tidak merasa sendirian," ujar Li, dikutip dari laman Daily Star, Rabu (15/11/2023).
Untuk membantu para orang tua, Li membagikan beberapa pedoman penting dalam membesarkan anak. Dia mendapati bahwa cukup banyak orang tua pada era modern, terutama para ibu yang bekerja, cenderung merasa bersalah karena tidak menghabiskan cukup waktu bersama anak.
Dalam pandangan Li, jumlah waktu yang dihabiskan ayah atau ibu bersama anak tidak secara otomatis menentukan seberapa baik orang tua. Alih-alih memusingkan waktu yang terbatas, fokuslah pada kualitas waktu yang dihabiskan bersama anak.
Manfaatkan waktu yang ada untuk benar-benar terhubung dengan anak, menanyakan tentang kesehariannya, serta mendukung kebutuhan emosional mereka. Itulah hal yang menurut Li jauh lebih penting. Di sisi lain, ada pula orang tua yang merasa tak punya waktu pribadi setelah memiliki anak.
Sebagian orang tua mengeluh waktunya habis untuk mengasuh anak dan menyelesaikan pekerjaan rumah. Sekadar memiliki waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri pun sangat sulit. Terkait hal tersebut, Li memiliki kiat yang lain, yakni berusaha meluangkan waktu.
Memang, untuk ibu rumah tangga atau orang tua tunggal, hal tersebut sukar dilakukan. Namun, tetaplah luangkan waktu me-time, meski hanya jeda selama setengah jam. "Disarankan untuk melakukannya agar Anda tidak kelelahan dan berada dalam kondisi terbaik saat mengasuh anak," kata Li.
Untuk orang tua yang mengeluhkan anak yang menolak menuruti perintah orang tua, Li menjelaskan solusinya adalah membiasakan disiplin, yang hanya akan berhasil jika sistem tiga komponen diterapkan. Pertama, orang tua harus berupaya membangun hubungan yang suportif dengan anak, memastikan anak menganggap mereka sebagai sosok yang dihormati dan penuh perhatian.
Kemudian, orang tua harus memberikan penguatan positif, dengan cara memuji perilaku yang baik, bukan hanya berfokus pada menghukum atau menunjukkan perilaku buruk. Ketiga, Li juga merekomendasikan untuk membiarkan konsekuensi alami. Misalnya, jika anak menolak segera tidur di jam biasa. Biarkan mereka mengalami konsekuensi terlambat bangun di pagi hari, untuk mengajarkan mereka dampak buruk begadang. "Dengan cara ini, anak mengetahui bahwa ada dampak dari tindakannya dan diharapkan akan mulai berperilaku untuk menghindarinya," kata Li.