Rabu 15 Nov 2023 07:44 WIB

Layani Disabilitas, Kemenag akan Cetak Ulang Alquran Braille 30 Juz

Alquran braille akan memudahkan disabilitas tadabbur Alquran.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Para tunanetra membaca Alquran Braille saat bulan suci Ramadan di Perhimpunan Tunanetra Indonesia (PERTUNI) pusat Medan, Kamis (6/4/2023).
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Para tunanetra membaca Alquran Braille saat bulan suci Ramadan di Perhimpunan Tunanetra Indonesia (PERTUNI) pusat Medan, Kamis (6/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam rangka melayani umat Islam yang menyandang disabilitas, Kementerian Agama (Kemenag) telah melakukan penyempurnaan terhadap Alquran Braille 30 juz. Edisi penyempurnaan ini akan dicetak ulang pada akhir 2023.

Mushaf Alquran standar braille merupakan varian dari mushaf standar Indonesia yang ditulis dengan kode braille yang diperuntukkan bagi penyandang tunanetra. Ketersediaan Mushaf Alquran braille di Indonesia sendiri ditunjang oleh Kemenag melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Al-Qur'an.

Baca Juga

Kepala LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Abdul Aziz Sidqi mengatakan, mushaf Alquran braille merupakan wujud perhatian pemerintah terhadap para penyandang disabilitas tunanetra. 

Dia menuturkan, mushaf Alquran braille telah melalui berbagai tahap penyempurnaan. Pada 2021, pihaknya telah melakukan penyempurnaan terhadap mushaf Alquran braille lengkap dengan pedoman membacanya.

Kemudian, pada 2022 edisi penyempurnaan telah dicetak lengkap sebanyak 30 juz Alquran. Rencananya, kata dia, edisi penyempurnaan ini akan dicetak kembali pada tahun ini.

“Alhamdulillah di tahun 2022 edisi penyempurnaan ini sudah kita cetak juga, lengkap 30 juz kita cetak untuk Alquran braille dan bahkan di tahun ini insya Allah akan kita cetak juga untuk mushaf braille,” ujar Sidqi dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (13/11/2023).

Sebuah mushaf Alquran braille 30 juz bisa mencapai bobot 15 sampai dengan 20 kilogram. Setiap mushaf Alquran Braille yang akan diterbitkan harus melewati proses pentasihan di LPMQ. 

Sidqi menambahkan, target utama pendistribusian mushaf Alquran braille meliputi lembaga pendidikan, organisasi, yayasan, dan sekolah yang mengajar murid tunanetra.

“Kepada lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini mengajarkan Alquran braille, kepada organisasi, yayasan-yayasan yang memang bergerak di bidang braille itu dan sekolah-sekolah yang mempunyai murid tunanetra. Kita biasanya memberikan ke lembaga-lembaga itu atau juga majelis taklim khusus tunanetra,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement