REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia menilai pemutusan hubungan kerja yang dilakukan PT Nestle Indonesia tidak akan mengganggu rantai pasok produk ritel. Hal ini mengingat Nestle Indonesia merupakan perusahaan multinasional yang memiliki anak usaha berbagai negara.
Direktur Core Mohammad Faisal mengatakan, Nestle Indonesia mampu menjaga dan mengelola rantai pasok dari induk perusahaan maupun anak usaha yang tersebar berbagai negara.
“Nestle merupakan perusahaan multinasional. Artinya, bisa mengelola rantai pasok dari anak perusahaan yang berbagai negara yang bisa menekan biaya produksi,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (15/11/2023).
Kendati demikian, Faisal mengakui saat ini pasar ritel khususnya di Indonesia mengalami hambatan khususnya sektor konsumsi. Hal ini berpengaruh terhadap perlambatan pertumbuhan permintaan dari masyarakat.
“Tapi belum dalam kondisi kontraksi atau menurun yang di mana terjadi saat pandemi atau krisis,” katanya.
Soal pemutusan hubungan kerja, menurut Faisal, pihaknya harus mengetahui alasan diberhentikannya ratusan karyawan di Pabrik Kejayan, Pasuran, Jawa Timur. Artinya, jika Nestle Indonesia melakukan rekrutmen karyawan kembali, perusahaan tersebut masih ingin mendorong tingkat penjualan.
“Kecuali yang dilakukan yakni efisiensi secara permanen artinya tidak bergantung terhadap tingkat penjualan. Kalau masih bergantung tingkat penjualan ketika penjualan meningkat maka semestinya cenderung untuk merekrut dan meningkatkan produksi,” ujarnya.
PT Nestle Indonesia melalui pernyataan resminya yang diterima Republika.co.id, Selasa (14/11/2023) menyampaikan, saat ini perusahaan sedang melakukan penyesuaian bisnisnya sehingga menjadi lebih tangkas dan efisien agar dapat memberikan peluang tumbuh dalam jangka waktu ke depan.
“Sebagai hasil dari perubahan ini, dengan menyesal beberapa peran karyawan akan terdampak,” ujar manajemen PT Nestle Indonesia.
Manajemen mengatakan, akan melakukan yang terbaik untuk meminimalisasi dampak dari pemutusan hubungan kerja bagi karyawan serta memastikan tidak ada gangguan dalam pelayanannya terhadap konsumen dan mitra bisnis.
PT Nestle Indonesia juga menyatakan tetap berkomitmen dalam pembangunan Indonesia. “Kami percaya, transformasi ini memperkuat bisnis kami di Indonesia dan memungkinkan kami untuk terus menciptakan manfaat bersama seluruh negeri,” ujarnya.
Dalam pernyataan tertulisnya, Nestle Indonesia menyampaikan telah beroperasi di Indonesia sejak 1971. Selama lebih dari 50 tahun, manahemen menilai telah menciptakan manfaat bersama bagi konsumen, karyawan, mitra bisnis, dan bumi.
Pemutusan hubungan kerja 126 karyawan Nestle Indonesia Pabrik Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur diketahui setelah Federasi Serikat Buruh Makanan dan Minuman (FSBMM) melakukan aksi unjuk rasa serentak di Kantor Pusat Nestle Indonesia Jakarta dan Pabrik Nestle Indonesia Kejayan.