REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH — Arab Saudi pada hari Senin (13/11/2023), mengecam keras tindakan Israel yang menargetkan markas besar Komite Qatar untuk Rekonstruksi Gaza di wilayah Palestina. Kementerian luar negeri Saudi menggambarkan serangan itu sebagai perpanjangan dari serangkaian pelanggaran Israel terhadap semua hukum dan norma internasional.
Dilansir dari Alarabiya, Rabu (15/11/2023), Kementerian tersebut menyatakan solidaritasnya dengan Doha terhadap apa yang mereka sebut sebagai “serangan terang-terangan” dan menyerukan komunitas internasional untuk “segera mengakhiri pelanggaran yang dilakukan oleh otoritas pendudukan Israel, dan meminta pertanggungjawaban mereka sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional, atas tindakan kejahatan mereka yang mereka lakukan terhadap warga sipil, rumah sakit, dan instalasi penting di Jalur Gaza yang terkepung.”
Sebelumnya pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri Qatar mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan tersebut dan menggambarkannya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan perluasan pendekatan pendudukan yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil.
Israel melancarkan kampanyenya bulan lalu untuk memusnahkan Hamas, kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza, setelah pejuang Hamas mengamuk di Israel selatan dan membunuh warga sipil. Menurut penghitungan Israel, sekitar 1.200 orang tewas dan 240 orang diseret ke Gaza sebagai sandera, hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah mereka.
Sejak itu ribuan warga Gaza terbunuh dan lebih dari separuh penduduknya kehilangan tempat tinggal akibat kampanye militer Israel yang tiada henti. Israel telah memerintahkan evakuasi total di separuh utara Gaza. Otoritas medis Gaza mengatakan lebih dari 11.000 orang dipastikan tewas, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.
Sumber: