REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) pada 2023 terjadi pada semua dimensi. Hal itu baik pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, maupun standar hidup layak.
"Pertumbuhan IPM 2023 mengalami percepatan dari tahun sebelumnya. Seluruh dimensi pembentuk IPM mengalami peningkatan, terutama standar hidup layak dan pengetahuan," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, Rabu (15/11/2023).
Pudji menjelaskan, IPM Indonesia tumbuh secara konsisten dan semakin membaik. Dia menuturkan, IPM pada 2023 mencapai 74,39 atau tumbuh 0,84 persen dibandingkan 2022.
"Pertumbuhan IPM 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 dan rata-rata pertumbuhan per tahun selama periode 2020-2022. Peningkatan IPM didukung oleh seluruh indikator pembentuknya," ujar Pudji.
Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, bayi yang lahir pada 2023 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 73,93 tahun. Angka tersebut meningkat 0,23 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.
Lalu pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk umur tujuh tahun meningkat 0,05 tahun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 13,10 menjadi 13,15 tahun dan rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,08 tahun. Lalu, dari 8,69 tahun menjadi 8,77 tahun pada 2023.
Sementara dari dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun meningkat jadi Rp 420 ribu. Angka tersebut naik 3,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
BPS mencatat, dari 34 provinsi, sebanyak dua provinsi berstatus IPM sangat tinggi, 28 provinsi berstatus tinggi, dan empat provinsi berstatus sedang pada 2023.
"Pertumbuhan IPM 2023 seluruh provinsi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan per tahun selama periode 2020-2022. Pertumbuhan IPM tertinggi dicapai oleh Provinsi Papua sebesar 1,37 persen," kata Pudji.