Rabu 15 Nov 2023 16:25 WIB

Warga Israel Desak Pemerintah Terima Kesepakatan Pertukaran Sandera

Qatar memimpin upaya mediasi antara Hamas dan Israel.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Yocheved Lifshitz (kiri) dan Nurit Cooper, yang disandera oleh Hamas, terlihat dalam kombinasi foto selebaran tak bertanggal ini. Komite Palang Merah Internasional mengatakan Hamas telah membebaskan keduanya.
Foto: Hostages and Missing Families Forum via AP
Yocheved Lifshitz (kiri) dan Nurit Cooper, yang disandera oleh Hamas, terlihat dalam kombinasi foto selebaran tak bertanggal ini. Komite Palang Merah Internasional mengatakan Hamas telah membebaskan keduanya.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Keluarga warga Israel yang disandera oleh Hamas melakukan demonstrasi di Tel Aviv pada Selasa (14/11/2023). Mereka menuntut pembebasan kerabat yang disandera di Gaza usai laporan penawaran kesepakatan pertukaran tahanan.

"Kesepakatan sandera sekarang," ujar para demonstran dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga

Ratusan warga Israel melambaikan foto sandera yang ditahan oleh kelompok Palestina setelah serangan lintas batas pada 7 Oktober. Unjuk rasa tersebut diadakan di tengah laporan kemungkinan adanya kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.

Sebelum itu, mereka pun telah mendesak pemerintah Israel melakukan gencatan senjata demi pelepasan para sandera. Namun, tuntutan dari warga negaranya sendiri pun tidak kunjung dipertimbangkan.

Negara Teluk Qatar memimpin upaya mediasi antara Hamas dan Israel. Israel memperkirakan setidaknya 239 warga Israel, termasuk personel militer dan warga sipil, ditawan oleh Hamas di Jalur Gaza.

Juru bicara  sayap bersenjata kelompok Hamas Brigade Al-Qassam Abu Ubaida mengatakan pada awal pekan, Israel menunda-nunda kemungkinan kesepakatan yang akan membebaskan puluhan sandera. Abu Ubaida mengatakan, pihak Israel meminta pembebasan perempuan dan anak-anak yang ditahan di Gaza tetapi Hamas memberi tahu para mediator bahwa kelompok tersebut dapat menyetujui gencatan senjata lima hari dengan kemungkinan bahwa jumlah tersebut akan meningkat dengan pembebasan menjadi 70 orang.

Abu Ubaida mencatat, Israel terus menunda-nunda dan berusaha menghindari konsekuensi apa pun. Israel pun mengabaikan kehidupan para tawanannya di Gaza.

Menurut Abu Ubaida, mediator Qatar telah memimpin upaya untuk membebaskan 100 perempuan dan anak-anak Israel. Pembebasan ini dengan imbalan pembebasan 200 anak-anak Palestina dan 75 perempuan dari penjara-penjara Israel.

Ketika serangan Israel di Jalur Gaza memasuki hari ke-39, setidaknya 11.180 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.700 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 28.200 lainnya terluka. Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga telah rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut sejak bulan lalu. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement