REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara pada tengah malam pada Selasa (14/11/2023), setelah memutus komunikasi di daerah tersebut. Penggerebekan kini sudah memasuki jam kedelapan dan masih berlangsung.
Militer Israel menyatakan, mereka sedang melakukan operasi terhadap Hamas, hanya saja tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Hamas beroperasi dari rumah sakit. Ruang operasi adalah salah satu dari banyak ruang yang digerebek.
Pasukan Israel pun sedang melakukan interogasi terhadap staf medis dan ruang penggeledahan. Pos pemeriksaan telah ditempatkan di jalan masuk ke rumah sakit, dan setiap orang yang masuk atau keluar akan diinterogasi.
Dalam rekaman percakapan, direktur Al-Shifa mengatakan bahwa masuknya militer Israel ke rumah sakit akan menakutkan pasien dan menyebabkan histeria. Seorang dokter di Al-Shifa mengatakan, militer Israel telah melepaskan tembakan di luar rumah sakit.
Beberapa dokter memutuskan untuk tinggal di rumah sakit bersama pasiennya, dengan mengatakan bahwa jika tidak, mereka akan dibiarkan mati. Dengan kondisi yang mencekam itu, militer Israel tidak menemukan yang dicari.
Militer Israel telah mengumumkan, bahwa tidak ada tanda-tanda sandera Israel di Rumah Sakit Al-Shifa. Dokter pun telah membantah semua tuduhan Israel bahwa rumah sakit tersebut digunakan sebagai pusat komando Hamas.