Rabu 15 Nov 2023 17:36 WIB

Polres Sukabumi Masih Selidiki Kasus Tewasnya Remaja di Bojonggenteng

Polres Sukabumi menyebut korban yang berusia 16 tahun tewas usai dikeroyok

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Polres Sukabumi masih menyelidiki kasus meninggalnya seorang remaja yang meninggal akibat dikeroyok pada Selasa (14/11/2023) lalu. Terutama dengan memeriksa saksi dan mengamankan sejumlah barang bukti
Foto: Antara/Bima
Polres Sukabumi masih menyelidiki kasus meninggalnya seorang remaja yang meninggal akibat dikeroyok pada Selasa (14/11/2023) lalu. Terutama dengan memeriksa saksi dan mengamankan sejumlah barang bukti

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Polres Sukabumi masih menyelidiki kasus meninggalnya seorang remaja yang meninggal akibat dikeroyok pada Selasa (14/11/2023) lalu. Terutama dengan memeriksa saksi dan mengamankan sejumlah barang bukti.

Seperti diketahui, tindak pidana pengeroyokan yang terjadi pada Selasa, sekitar pukul 01.00 WIB di Kampung Pakuwon RT 05 RW 01 Desa Cibodas, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Dalam kejadian pada malam itu korban meninggal dunia atas nama MA (16 tahun) warga Kecamatan Cidahu, Sukabumi.

"Aparat kepolisian akan melakukan tindakan tegas dan cepat terkait kejadian tersebut," ujar Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede, Rabu (15/11/2023). Dengan melakukan penyelidikan menyeluruh terkait kasus tindak pidana pengeroyokan yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia.

Dalam kejadian ini kata Maruly, kepolisian telah melakukan langkah upaya mendatangi TKP dan memeriksa korban, dan saksi serta mengamankan alat bukti. Ia mengatakan agar masyarakat untuk tetap tetang dan tidak melakukan tindakan yang melawan hukum atau main hakim sendiri karena dari kepolisian akan mengusut tuntas atas kejadian ini.

Kapolsek Bojonggenteng Iptu Sopian menerangkan, dalam kronologis kejadian yang diungkap oleh saksi-saksi, pada Senin (13/11/2023) sekitar pukul 23.00 WIB, korban bersama saksi F sedang berada di tempat cuci motor di Kampung Pondokkaso. Selanjutnya mereka oleh seseorang bernama L ke rumahnya, disana mereka baru mengetahui adanya rencana penyerangan tersebut.

"Sekitar pukul 01.00 WIB, L mengajak korban dan saksi F dan MA menuju lapangan sepak bola Pakuwon," ungkap Sopian. Di sana sejumlah sepeda motor dengan penumpang mencurigakan mendekat dan L memberi komando untuk menyerang dan akhirnya terjadi perkelahian.

"Korban akhirnya terluka dan meninggal dunia setelah diserang menggunakan celurit," kata Sopian mengutip keterangan saksi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement