REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA – Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan, Israel telah melakukan tindakan setara terorisme di Jalur Gaza. Hal itu karena Israel membunuhi perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah dalam perangnya dengan kelompok Hamas.
“Sikap Israel terhadap anak-anak, terhadap perempuan, setara dengan terorisme. Tidak ada cara lain untuk menjelaskannya,” ujar da Silva dalam pidato pekanannya, Selasa (14/11/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Tindakan Israel yang turut menargetkan warga sipil di Gaza, terutama anak-anak, tidak dapat dibenarkan. “Jika saya tahu suatu tempat penuh dengan anak-anak, meskipun ada monster di dalamnya, saya tidak bisa membunuh anak-anak tersebut hanya karena saya ingin membunuh monster itu,” ucapnya.
Da Silva membuat pernyataan tersebut saat pasukan dan armada tank Israel mengepung serta meluncurkan serangan ke sekitar Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, yakni RS terbesar di Jalur Gaza. Israel telah menuduh bahwa Hamas membangun markas militer di bawah bangunan RS tersebut.
Saat ini RS Al-Shifa sudah tak memiliki stok bahan bakar untuk mengoperasikan generator pembangkit listrik. Karena Israel juga telah memutus pasokan listrik ke Gaza, sejak akhir pekan lalu RS Al-Shifa terpaksa harus beroperasi tanpa sumber listrik. Akibatnya, setidaknya 36 pasien RS Al-Shifa, tujuh di antaranya adalah bayi, telah meninggal karena tak berfungsinya peralatan medis.
Pada Selasa kemarin, RS Al-Shifa menggali kuburan massal di areal kompleksnya untuk memakamkan 179 jenazah. “Kami terpaksa menguburkan mereka di kuburan massal,” kata Direktur RS Al-Shifa Mohammad Abu Salmiyah, dilaporkan laman Gulf Today.
Dia pun menggambarkan sekilas tentang situasi yang kini dihadapi RS Al-Shifa. “Ada banyak jenazah berserakan di kompleks RS dan tidak ada lagi listrik di kamar mayat,” ucap Abu Salmiyah.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, hingga Selasa lalu, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel ke wilayah tersebut pada 7 Oktober 2023 lalu telah mencapai 11.255 jiwa. Di dalamnya termasuk 4.630 anak-anak, 3.130 perempuan, dan 682 lansia. Sementara korban luka melampaui 29 ribu orang. Agresi Israel juga menyebabkan sekitar 1,5 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.