REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM mencatat kebutuhan listrik tahun depan mencapai 3,6 persen hinggga 4,2 persen lebih besar dari tahun ini. Peningkatan kebutuhan listrik ini diproyeksikan meningkat menyusul pemulihan ekonomi.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu menjelaskan, pada tahun ini kebutuhan listrik mencapai 283,12 TWh. Sedangkan dengan pemulihan ekonomi khususnya industri maka kebutuhan listrik tahun depan akan bertambah.
"Kebutuhan listrik di tahun depan akan tumbuh melihat proyeksi hitungan dari PLN. Dan akan terus tumbuh hingga 2060," kata Jisman di Komisi VII DPR RI, Rabu (15/11/2023).
Permintaan tenaga listrik tahun 2060 akan didominasi sektor Industri sekitar 47 persen, diikuti oleh sektor Rumah Tangga 21 persen, Bisnis 15 persen, Kendaraan Bermotor Listrik 7 persen, Publik 5 persen, dan produksi Green Hydrogen untuk sektor industri dan transportasi 4 persen.
Apalagi, kata Jisman ke depan pemerintah akan menyelesaikan beberapa Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi Khusus, industri smleter dan destinasi pariwisata prioritas yang akan menunjang konsumsi listrik.
Dia juga mengatakan proyeksi tersebut akan menentukan besaran kebutuhan tambahan listrik di Indonesia dengan tambahan pembangkit dan infrastruktur penyediaan tenaga listrik lainnya. "Infrastrukur ini dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan listrik nasional," tegas Jisman.