Rabu 15 Nov 2023 19:05 WIB

UNRWA tidak Dapat Angkut Bantuan ke Gaza Akibat Kekurangan Bahan Bakar

UNRWA telah menjatah penggunaan bahan bakar secara besar-besaran.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
UNRWA.
Foto: AP Photo/Mohammed Zaatari
UNRWA.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) tidak dapat menerima bantuan yang masuk ke Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah pada Selasa  (14/11/2023). Kondisi ini akibat badan tersebut kekurangan bahan bakar.

“Tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza sejak 7 Oktober. Truk kami tidak dapat menerima bantuan yang datang melalui penyeberangan Rafah hari ini,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga

Menurut Lazzarini, respons kemanusiaan di Jalur Gaza yang menjadi tempat bergantung lebih dari 2 juta orang secara bertahap akan berakhir. Kondisi ini harus terjadi karena tidak ada bahan bakar yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober.

“UNRWA membunyikan peringatan mengenai situasi bahan bakar tiga minggu lalu, memperingatkan tentang persediaan bahan bakar yang semakin menipis dan dampaknya terhadap operasi penyelamatan nyawa," ujar Lazzarini.

Sejak itu, menurut Lazzarini, UNRWA telah menjatah penggunaan bahan bakar secara besar-besaran dan mengakses bahan bakar yang sudah ada sebelumnya dengan jumlah terbatas yang disimpan di depot di Jalur Gaza melalui koordinasi yang erat dengan pihak berwenang Israel. "Depo itu sekarang kosong," katanya.

Lazzarini mengatakan, tanpa bahan bakar, operasi kemanusiaan di Gaza akan terhenti dan lebih banyak orang akan menderita dan kemungkinan besar meninggal. “Sulit dipercaya bahwa lembaga-lembaga kemanusiaan harus mengemis bahan bakar dan beroperasi dengan bantuan alat bantu hidup,” ujarnya.

Komisaris Jenderal UNRWA itu menegaskan, bahan bakar telah digunakan sebagai senjata sejak awal perang. Dia meminta semua pihak menyediakan bahan bakar sekarang dan berhenti menggunakan bantuan kemanusiaan untuk keuntungan politik atau militer. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement