Rabu 15 Nov 2023 19:29 WIB

Orang telah Meninggal Masuk dalam Mimpi Lalu Beri Wasiat, Haruskah Dijalankan?

Ulama menjelaskan soal wasiat yang didapat dari mimpi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Foto: Ilustrasi terbangun dari mimpi
Foto: Google.com
Foto: Ilustrasi terbangun dari mimpi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagian orang mungkin ada yang pernah tidur lalu dalam tidurnya bermimpi dan dalam mimpi ini didatangi oleh sosok orang yang telah meninggal dunia. Kemudian orang meninggal itu menyampaikan wasiat.

Dalam kondisi tersebut, apakah wasiat yang disampaikannya itu wajib dijalankan? Pakar kajian Islam di Mesir, Dr Nadia Amara, memberikan penjelasan. Dia mengatakan, mimpi mengenai hal itu merupakan kabar yang baik, tetapi tidak ada kewajiban untuk menjalankan wasiat yang ada dalam mimpi tersebut.

Baca Juga

Dia juga menekankan, apa yang diperintahkan atau diwasiatkan dalam mimpi itu tergantung pada apakah ia merugikan, dan mimpi tidak wajib dijalankan.

Dr Nadia Amara kemudian menjelaskan ihwal perbedaan antara Al Ru'ya dan Al Hilm. Kedua kata ini sama-sama berarti mimpi secara bahasa.

"Adapun perbedaan antara Al Ru'ya dan Al Hilm, banyak ulama yang berpendapat bahwa apa yang dilihat seseorang dalam tidurnya ada yang benar, dan ada pula yang berasal dari setan," tuturnya, seperti dilansir Masrawy, Rabu (15/11/2023).

Di antara mimpi itu ada yang sekadar bicara sendiri atau sesuatu yang menjadi pikiran beberapa waktu terakhir. Namun, demikian penjelasan Dr Nadia Amara, para ulama sepakat bahwa mimpi mengenai suatu hal yang diinginkan adalah Al Ru'ya.

Adapun bermimpi tentang sesuatu yang tidak disukai adalah Al Hilm. Karena itu perbedaan menurut mereka antara Al Hilm dan Al Ru'ya adalah, Al Ru'ya itu untuk hal yang disukai, sedangkan Al Hilm adalah untuk sesuatu yang dibenci.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dalam Shahih Bukhari, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إذا اقْتَرَبَ الزَّمانُ لَمْ تَكَدْ تَكْذِبُ رُؤْيا المُؤْمِنِ، ورُؤْيا المُؤْمِنِ جُزْءٌ مِن سِتَّةٍ وأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ، وما كانَ مِنَ النُّبُوَّةِ فإنَّه لا يَكْذِبُ. قالَ مُحَمَّدٌ: وأنا أقُولُ هذِه. قالَ: وكانَ يُقالُ: الرُّؤْيا ثَلاثٌ: حَديثُ النَّفْسِ، وتَخْوِيفُ الشَّيْطانِ، وبُشْرَى مِنَ اللَّهِ، فمَن رَأَى شيئًا يَكْرَهُهُ فلا يَقُصَّهُ علَى أحَدٍ ولْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ. قالَ: وكانَ يُكْرَهُ الغُلُّ في النَّوْمِ، وكانَ يُعْجِبُهُمُ القَيْدُ، ويُقالُ: القَيْدُ ثَباتٌ في الدِّينِ.

Bila waktu sudah terasa singkat, maka hampir mimpi orang yang beriman bukanlah dusta. Mimpin orang yang beriman adalah satu dari 46 kenabian, dan apa yang berasal dari kenabian itu bukanlah dusta. Adapun mimpi itu ada tiga: bisikan hati, rasa takut pada setan, dan kabar gembira dari Allah. Dan siapa yang memimpikan sesuatu yang dibenci, maka jangan menceritakannya, dan berdiri dan sholatlah. Rasulullah juga membenci Al Ghull saat tidur (tidur terus menerus) dan beliau terkagum-kagum terhadap keistiqomahan beragama, dan makna Al Qayd adalah keteguhan beragama. (HR Bukhari).

Sumber:

https://www.masrawy.com/islameyat/others-islamic_ppl_news/details/2023/11/9/2493073/%D8%A8%D8%A7%D9%84%D9%81%D9%8A%D8%AF%D9%8A%D9%88-%D8%AF%D8%A7%D8%B9%D9%8A%D8%A9-%D8%AA%D9%88%D8%B6%D8%AD-%D9%87%D9%84-%D9%88%D8%B5%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%8A%D8%AA-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%86%D8%A7%D9%85-%D9%88%D8%A7%D8%AC%D8%A8%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D9%86%D9%81%D9%8A%D8%B0#SectionMore

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement