REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengakui ada kekeliruan dalam program pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak gizi kurang atau stunting di Kecamatan Tapos. Kejadian yang terungkap saat sebagian warga mengeluh makanan yang diterima dinilai tidak mampu menunjang asupan gizi anak karena hanya berupa nasi dan kuah sop.
Kadinkes Depok Mary Liziawati membenarkan adanya kesalahan dalam program PMT hari pertama di Tapos. Hal ini terjadi lantaran adanya kader yang mendistribusikan makanan tambahan yang tidak tersosialisasi dengan baik.
"Harapannya sudah tersosialisasikan kepada seluruh kader di bawah, tapi ternyata ada saja kader di Tapos yang belum terjadi koordinasi yang baik lintas sektornya pada hari pertama. Karena di kecamatan lain Alhamdulillah benar menunya dan berjalan dengan baik, tapi di kecamatan Tapos terjadi ketidaksesuaian menu," jelas Mary saat memberi klarifikasi, Rabu (15/11/2023).
Menurutnya, program PMT lokal yang sedang berlangsung terdiri atas enam hari makanan kudapan dan satu hari makanan lengkap. Pada hari pertama, seluruh kecamatan seharusnya memberi anak makanan tambahan berupa kudapan yang tidak terjadi di Tapos. Makanan yang diberikan juga tidak sesuai dengan standar yang diarahkan Dinkes.
Setelah kejadian ini, Mary mengeklaim telah mengevaluasi program PMT di Tapos. Program PMT pada hari berikutnya dikatakan telah sesuai dengan standar dan jadwal program makanan tambahan anak gizi kurang.
"Jadi ini, barangkali, terima kasih kita juga dengan kejadian ini melakukan evaluasi secara intens di hari pertama. Kita evaluasi sore itu di hari keduanya, alhamdulillah, Kecamatan Tapos sudah memperbaiki menunya, sudah betul menu kudapannya dan sesuai dengan menu yang ditentukan," katanya.
Dia menyebut telah memberi arahan kepada para kader untuk memakai penyedia makanan tambahan yang mampu memenuhi standar pembuatan PMT. Hal ini untuk menghindari kesalahan dalam memberi makanan tambahan bagi anak.
"Saya sampaikan kalau memang dianggap belum sesuai, ya silakan tidak harus dipakai lagi. Kita tidak ada kepentingan, silahkan dipakai penyedia yang memang bisa menyiapkan menu sesuai dengan yang kita tentukan. Jadi itu evaluasi kita lada masalah-masalah di lapangan," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kota Depok Yeti Wulandari mengaku menerima aduan dari kader-kader Posyandu terkait pembagian makanan tambahan untuk anak dengan gizi kurang. Dari keluhan kader, diketahui bahwa anak-anak diberi nasi sop hingga otak-otak.
"Saat saya datang ke acara Posyandu, kader-kader Posyandu mengeluh soal makanan tambahan tersebut," jelas Yeti Wulandari di Gedung DPRD Kota Depok, Cilodong, Selasa (14/11/2023).
Menurut Yeti, dari informasi para kader Posyandu, menu makanan tambahan hari pertama hanya berisi nasi dan sayur sop. "Hari kedua saat saya datang ke Posyandu, menu yang disiapkan hanya dua bungkus otak-otak," katanya.