REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan sejumlah langkah penting perlu diambil guna menjaga ketahanan ekonomi di tengah kondisi pelemahan kinerja ekspor di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia mencapai 22,15 miliar dolar AS per Oktober, turun 10,43 persen (yoy) dibandingkan capaian pada Oktober 2022.
“Salah satu fokus utama adalah dengan melakukan diversifikasi produk dan pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditas atau pasar tertentu. Ini termasuk pengembangan industri dengan nilai tambah tinggi dan potensi ekspor yang kuat,” kata Josua saati dihubungi di Jakarta, Rabu.
Menurut Josua, peningkatan kualitas produk ekspor penting untuk memenuhi standar internasional dan membantu persaingan di pasar global.
Josua menyampaikan, pemerintah juga dapat memperkuat kerjasama perdagangan internasional melalui perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang dapat membuka akses pasar baru.
“Memperbaiki infrastruktur pendukung ekspor, termasuk transportasi dan logistik, akan menurunkan biaya ekspor dan meningkatkan efisiensi,” ujar Josua.
Ia menambahkan, dukungan juga penting diberikan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui pelatihan, akses ke pembiayaan, dan bantuan teknis juga penting untuk mengintegrasikan pelaku UMKM tersebut ke dalam rantai pasok ekspor.
Selain itu, pemerintah bisa mendorong inovasi dan adopsi teknologi terbaru di sektor industri, menjaga stabilitas ekonomi makro, melindungi industri lokal, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, yang berperan penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
Berdasarkan data BPS, ekspor migas tercatat 1,37 miliar dolar AS atau turun 2,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu ekspor nonmigas mengalami kenaikan 7,42 persen dengan nilai ekspor 20,78 miliar dolar AS.
Penurunan ekspor migas sebesar 2,38 persen didorong oleh penurunan ekspor minyak mentah yang turun 11,85 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan ekspor non migas didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas terutama pada golongan barang bahan bakar mineral, logam mulia, dan perhiasan atau permata serta alas kaki.