REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berharap, pertumbuhan industri ritel bisa mencapai 4,2 persen tahun ini. Sebelumnya pada tahun lalu tumbuh sekitar 3,8 persen sampai 3,9 persen.
"Mudah-mudahan tumbuh 4,2 persen tahun ini sudah bagus. Dengan catatan, kita boleh optimistis tapi tetap waspada," ujar Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Menurutnya, target pertumbuhan ritel itu bisa dicapai, sepanjang kondusivitas terjaga. Ia menyebutkan, kondusivitas yang dimaksud ada dalam dua aspek.
Pertama, kondusivitas menuju Pemilu 2024. Roy mengingatkan agar masyarakat berpolitik dengan dewasa selama tahun politik. Kedua, kestabilan pasokan dan harga pangan.
Dirinya mengingatkan, pejabat politik yang berpartisipasi dalam Pemilu 2024 tidak boleh menghilangkan kewajibannya. Ia berharap para pejabat tetap dapat menjaga stabilitas ekonomi di dalam negeri.
"Akhir bulan ini para kandidat akan mulai kampanye. Kami berharap mereka tidak meninggalkan kewajiban stabilisasi ekonomi yang jadi prioritas utama negara," tegas dia.
Roy mencatat ada beberapa komoditas pangan yang harus diperhatikan pemerintah pada akhir 2023, yakni beras, gula, bawang putih, dan cabai. Menurutnya, keempat bahan pangan tersebut berpotensi mengulang sejarah harga minyak goreng pada akhir 2022.
Roy menyampaikan harga minyak goreng terus tumbuh sepanjang kuartal terakhir 2021 dan memuncak pada 2022. Dirinya menilai kenaikan harga pada empat komoditas tersebut pada Oktober-Desember 2023 akan berdampak pada kuartal pertama tahun depan.