Rabu 15 Nov 2023 22:36 WIB

TKN Prabowo-Gibran: Nomor Urut 2 Cerminkan Kemenangan

TKN Prabowo-Gibran sebut nomor urut 2 mencerminkan victory alias kemenangan.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. TKN Prabowo-Gibran sebut nomor urut 2 mencerminkan victory alias kemenangan.
Foto: Republika
Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. TKN Prabowo-Gibran sebut nomor urut 2 mencerminkan victory alias kemenangan.

REPUBLIKA.CO.ID, TKN Prabowo-Gibran: Nomor Urut 2 Berarti Victory

JAKARTA -- Pasangan Capres-Cawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapat nomor urut 2 untuk bertarung pada Pilpres 2024. Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyebut, nomor 2 bisa dimaknai sebagai kemenangan atau victory.

Baca Juga

Ketua Umum TKN Rosan Roeslani mengatakan, angka 2 bisa disimbolkan dengan dua jari sehingga membentuk huruf V. Huruf V dimaknai sebagai victory.

"Angka 2 mencerminkan kemenangan dan kesuksesan Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang terjadi ke depan,” ujar Rosan usai pengundian nomor urut pasangan peserta Pilpres 2024, di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023) malam.

Rosan menambahkan, gestur dua jari juga kerap dimaknai sebagai simbol perdamaian. Makna tersebut sejalan dengan komitmen Prabowo-Gibran menciptakan keseimbangan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Keseimbangan dan keadilan, akan membawa Indonesia menjadi negara sejahtera dan makmur di dalam negeri, serta bermartabat di mata dunia. Kondisi ini bisa dicapai dengan menciptakan lapangan kerja secara masif yang dapat menyerap bonus demografi dan stabilitas harga," kata mantan Wakil Menteri BUMN itu.

Rosan juga mengemukakan dalam berbagai budaya, angka 2 dianggap membawa energi positif karena melambangkan keseimbangan dan keharmonisan antar masyarakat. Tak terkecuali dalam sila kedua Pancasila, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dia mengatakan, keadilan yang ingin dihadirkan Prabowo-Gibran tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi penegakan hukum yang saat ini masih tajam ke bawah tapi tumpul ke atas.

"Insya Allah nomor urut dua, ini kami maknai sebagai rahmat yang harus kami syukuri. Bukan kebetulan, tapi sudah restu Yang Kuasa untuk kami dalam menghadapi Pemilu dan masa depan Indonesia yang maju ke depannya," kata Rosan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement