Kamis 16 Nov 2023 06:46 WIB

Tren Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut tidak Sehat

Secara tahunan, surplus neraca perdagangan terus mengalami penurunan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Suasana aktivitas bongkar muat kontainer di PT Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/10/2022). BPS mencatat neraca perdagangan pada Oktober surplus 2023.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Suasana aktivitas bongkar muat kontainer di PT Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/10/2022). BPS mencatat neraca perdagangan pada Oktober surplus 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia pada Oktober 2023 masih melanjutkan surplus. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai surplus tersebut tidak sehat. 

"Jadi hasil rilis dari BPS untuk pedagangan di bulan Oktober 2023 itu masih melanjutkan tren surplus seperti perkiraan saya sekitar tiga miliar dolar AS tapi melanjutkan tren surplus kurang sehat," kata Faisal kepada Republika.co.id, Rabu (15/11/2023). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, hal tersebut karena surplus neraca perdagangan disebabkan oleh penurunan ekspor bukan karena peningkatan. Faisal menegaskan, ekspor Indonesia pada periode tersebut mengalami penurunan. 

Meskipun secara bulanan, surplus neraca perdagangan mengalami peningkatan namun menurut Faisal secara tahunan mengalami penurunan. "Artinya dibandingkan bulan yang sama tahun lalu terus mengalami kontraksi baik ekspor dan impor. Surplus ya karena penurunan pada impor lebih tajam daripada ekspor," jelas Faisal. 

Dia menuturkan, yang perlu diwaspadai juga berkaitan dengan ada tren penurunan secara konsisten pada impor bahan baku penolong. Faisal mengatakan, hal tersebut mengindikasikan berkurangnya permintaan industri untuk bahan baku. 

Faisal mengungkapkan hal tersebut berkaitan dengan tingkat produksi pada industri manufaktur. "Berkurangnya tingkat produksi sering kali memang berkorelasi dengan tingkat permintaan di hilir. Artinya juga menggambarkan dari sisi permintaan domestik," ucap Faisal. 

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan pada Oktober 2023 neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 3,48 miliar dolar AS atau naik sebesar 0,07 miliar dolar AS secara bulanan. "Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 42 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Pudji dalam konferensi pers, Rabu (15/11/2023).

BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2023 mencapai 22,5 miliar dolar AS atau naik 6,76 persen dibandingkan September 2023. Sementara impor Indonesia pada Oktober 2023 mencapai 16,67 miliar dolar AS atau meningkat 7,68 persen dibandingkan September 2023.

Pudji menuturkan, surplus Oktober 2023 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tetapi lebih rendah dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu. Surplus neraca perdagangan Oktober 2023 tersebut lebih ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yaitu sebesar 5,31 miliar dolar AS. Rahayu Subekti

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement