REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika (KMBAA) dan Amerika Latin di Bandung pada 11-13 Desember 2023 mendatang. Dalam konferensi ini, para peserta akan membahas soal konflik yang terjadi di Palestina.
Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat, Kemenag, Prof Suyitno mengatakan, konferensi tersebut pertama kali digelar Kemenag untuk menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan, termasuk di tengah konflik Israel-Palestina.
Dia menuturkan, pada zaman Presiden Soekarno juga pernah menginisiasi pentingnya penguatan kemanusiaan pascakonferensi Asia Afrika.
"Dulu pada zaman Pak Soekarno, beliau pernah menginisiasi Pascakonferensi Asia Afrika pentingnya bicara tentang penguatan kemanusiaan sebagai sebuah isu dalam konteks kemerdekaan Palestina yang waktu itu terjajah," ujar Suyitno saat ditemui usai acara diskusi "Kinerja Gemilang Badan Litbang dan Diklat Kemenag" di Jakarta Pusat, Kamis (16/11/2023).
Dia mengatakan, konferensi saat itu kemudian membuat sejumlah negara di Asia Afrika meraih kemerdekaannya. Namun, menurut dia, Amerika Latin saat itu belum termasuk bagian dari konferensi Asia Afrika.
"Amerika latin belum termasuk bagian dari konferensi Asia Afrika, kemudian ide itu sampai beliau wafat itu tidak terealisasi melibatkan Amerika Latin," ucap dia.
Di tengah situasi di Palestina sekarang ini, menurut dia, kemudian Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ingin memberikan solusi kemanusiaan dengan melibatkan negara-negara Afrika dan Amerika Latin.
"Di tengah-tengah kita sedang mengalami suasana seperti ini apalagi dengan kejadian di beberapa negara termasuk Palestina, Gus Menteri merasa penting supaya agama itu hadir memberikan solusi kemanusiaan," kata dia.
"Itulah yang menyebabkan Kemenag harus turut tangan agar agama hadir sebagai solusi persoalan kemanusiaan dengan melibatkan negara-negara Afrika yang notebenenya di situ tempat tumbuhnya agama-agama di dunia ini, Amerika Latin yang beberapa negaranya memang butuh perhatian khusus," jelas dia.
Selain itu, tambah dia, melalui konferensi tingkat internasional tersebut Kemenag ingin memberikan pesan kepada dunia agar berpartisipasi dengan caranya masing-masing, sehingga kezaliman terhadap kemanusiaan bisa tercegah.
"Arahnya pasti ke sana, dengan secara konseptual agama maupun konseptual dari relasi kemanusiaan. Pasti nanti message-nya akan ke sana. Tentu tidak politis ya, karena ini isu yang saya kira sangat universal," kata Prof Suyitno.