Kamis 16 Nov 2023 17:03 WIB

Tak Hanya di Indonesia, Ini Insiden Kecelakaan Pesawat Super Tucano di Beberapa Negara

Pesawat TNI AU berjenis Super Tucano EMB-314 mengalami kecelakaan di Pasuruan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Pesawat Super Tucano buatan Brasil memperkuat Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Foto: Dok Dispenau
Pesawat Super Tucano buatan Brasil memperkuat Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat TNI Angkatan Udara Republik Indonesia berjenis Super Tucano EMB-314 mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023). Kecelakaan yang berkenaan dengan pesawat dengan merek yang sama pun pernah terjadi di beberapa negara.

Sebuah pesawat Super Tucano Angkatan Darat Lebanon jatuh di kota Hamat dekat Batroun pada 18 Mei 2023. Menurut sumber dari Angkatan Darat Lebanon kepada L'Orient Today, kecelakaan ini akibat kerusakan mendadak.

Baca Juga

Menurut sumber tersebut, pesawat tersebut jatuh saat berangkat dari pangkalan udara militer di Lebanon Utara. Hanya bagian depan pesawat yang mengalami kerusakan, kemudian diangkut kembali ke pangkalan udara.

Pada Juli 2021, A-29B Super Tucano milik Angkatan Udara Filipina (PAF) rusak selama penerbangan rutin. Pesawat tersebut sedang melakukan pemeriksaan peralatan dan dikemudikan oleh pilot asal Brasil.

PAF mengatakan pilot asal Brasil tersebut gagal memulai putaran dan mencegah pendaratan dengan benar. Kerusakan pada pesawat dari perusahan Embraer pun dapat diperbaiki.

Sedangkan di Amerika Serikat, kecelakaan yang melibatkan pesawat Super Tucano terjadi pada Februari 2023. Super Tucano A-29 yang dikendalikan pilot Angkatan Laut Amerika Serikat berbelok terlalu tajam pada kecepatan udara rendah

Kecelakaan terjadi setelah pesawat itu melepaskan senjata di wilayah pengeboman New Mexico dan melakukan penyelaman yang tidak terkendali. Penerbangan berjalan normal sampai pilot melepaskan senjata pertamanya, GBU-12 berpemandu laser dari tiang tempel kiri.

Pilot kemudian mencoba berbelok 180 derajat ke kanan, tetapi pesawat akhirnya berguling dengan cepat ke arah itu, dan kemudian mengalami penyelaman spiral yang tidak terkendali. Pilot pengendara pesawat itu pun meninggal karena tidak bisa melontarkan diri dari kursi kemudi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement