REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan bilateral antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal pada Selasa (14/11/2023) di San Fransisco, Amerika Serikat, membuka berbagai peluang kerja sama peningkatan perdagangan.
Peluang tersebut meliputi berbagai bidang seperti pertanian dan peternakan, ketahanan pangan, industri otomotif, energi terbarukan, serta industri pertambangan sebagai upaya untuk menyeimbangkan perdagangan kedua negara.
"Kami sangat menantikan efek positif Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) terhadap perdagangan dan investasi khususnya dengan Indonesia," kata Menteri Piyush melalui keterangan resmi di Jakarta.
India bersedia untuk berinvestasi di Indonesia pada sektor energi bersih dengan pertimbangan besarnya potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia dan adanya progam Carbon Capture Storage (CCS).
Adapun program penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS) adalah satu-satunya teknologi yang mampu memitigasi lepasnya emisi gas rumah kaca (GRK) dari aktivitas pemanfaatan bahan bakar fosil pada industri.
Piyush juga menyoroti pentingnya kesimbangan dalam perdagangan. Ia berharap pasar Indonesia bisa lebih kompetitif serta memberikan kesempatan bagi produk India.
Secara spesifik ia mengharapkan produk otomotif dan farmasinya dapat diterima di Indonesia, serta mengharapkan Indonesia dapat meminimalkan hambatan non-tarif bagi produk India di pasar Indonesia.
India juga mengharapkan adanya kesempatan berinvestasi lebih luas untuk proyek pembangunan bandara, farmasi, dan rumah sakit. Ia mendorong kerja sama investasi konkrit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) antara salah satu group perusahaan pengelola Rumah Sakit Indonesia dengan Apollo Hospital Group dari India.
Piyush mengajak Indonesia untuk mengadakan kerja sama sertifikasi halal dengan India untuk memberikan peluang bagi peningkatan perdagangan produk halal antar kedua negara melalui kerja sama Mutual Recognition Agreement (MRA) antara kedua negara.
Pada kesempatan yang sama, Airlangga berharap hubungan antara kedua negara semakin erat serta menyatakan bahwa India merupakan mitra dagang Indonesia yang dapat diandalkan, khususnya saat periode pandemi Covid-19 yang lalu. "Kami sangat menghargai hubungan bilateral yang baik ini. Terkait G20, Indonesia tertarik untuk menjadi bagian dari Aliansi Biofuel Global yang diluncurkan pada G20 India, mengingat Indonesia adalah salah satu penghasil biofuel terbesar di dunia," ujar Airlangga.
Kedua menteri membahas penguatan perdagangan untuk komoditas pertanian dan peternakan seperti keberlanjutan akses pasar minyak kelapa sawit Indonesia di India, dan komoditas beras dan daging. "India tetap menjadi pertimbangan utama untuk menjadi pemasok beberapa komoditas penting di Indonesia," imbuh Airlangga.