REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tentara Israel pada Rabu (15/11/2023) malam menggerebek Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Kota Gaza untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam. Dilansir dari laman Anadolu Agency pada Kamis (16/11/2023), kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan, buldoser dan kendaraan militer Israel menggerebek kompleks rumah sakit dari pintu masuk selatan.
Sebelumnya pada Rabu, tentara Israel mundur dari dalam rumah sakit setelah menggerebeknya di pagi hari, namun tetap mempertahankan pengepungannya. Selain itu mereka juga mencegah pergerakan apa pun di dalam kompleks tersebut.
Sementara tank dan kendaraan militer tentara Israel telah mengepung rumah sakit tersebut selama sepekan terakhir. Pihak berwenang Israel berulang kali mengatakan rumah sakit tersebut digunakan sebagai pusat komando militer oleh kelompok Hamas. Tuduhan yang belum terbukti, dan dibantah keras oleh kelompok Hamas.
Adapun Rumah Sakit Al-Shifa didirikan pada 1948, dan menjadi RS terbesar di Gaza dengan kapasitas 500-700 tempat tidur. Kantor media pemerintah di Gaza mengatakan, tentara Israel sejauh ini telah menargetkan 52 pusat kesehatan dan 55 ambulans, sementara 25 rumah sakit kehabisan layanan karena pemboman atau kekurangan bahan bakar dan pasokan medis.
Menurut angka terbaru dari otoritas Palestina, semenjak 7 Oktober, setidaknya 11.500 warga Palestina telah terbunuh. Jumlah tersebut termasuk lebih dari 7.800 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 29.200 lainnya terluka.
Di samping itu ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga telah rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut. Sementara, korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi.