REPUBLIKA.CO.ID, WOODSIDE -- Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menegaskan pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, solusi dua negara satu-satunya solusi mengakhiri konflik Israel-Palestina. Ia juga mengatakan, menduduki Gaza merupakan kesalahan besar.
Pada wartawan, Biden mengaku melakukan semua hal yang dapat dilakukan untuk membebaskan sandera yang ditawan Hamas. Tapi tidak berarti akan mengirimkan militer AS.
Pada pekan ini presiden AS itu mengatakan mengirimkan pesan pada orang-orang yang disandera agar bertahan di sana. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa maksud pernyataannya tersebut.
"Apa yang saya maksud, saya melakukan semua yang bisa saya lakukan untuk mengeluarkan kalian. Datang membantu kalian, mengeluarkan kalian. Saya tidak bermaksud mengirimkan militer ke sana, saya tidak berbicara tentang militer," jawab Biden ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (15/11/2023).
Qatar yang menampung kantor politik Hamas, menjadi penengah antara gerakan perjuangan Palestina itu dengan pemerintah Israel untuk membebaskan lebih dari 240 sandera. Mereka ditawan dalam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu yang Israel klaim menewaskan 1.200 orang.
Israel membalasnya dengan membombardir Gaza yang dikuasai Hamas sejak bulan lalu dan mulai menggelar invasi ke kantong pemukiman itu. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan, serangan Israel telah menewaskan 11 ribu orang lebih, sekitar 40 persen di antaranya anak-anak.
Biden juga termakan klaim Israel yang mengatakan, Hamas menempatkan markas militernya di bawah rumah sakit. Biden mengklaim intelijen AS mendukung hal tersebut.
Ia mengatakan, Israel telah memasuki rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa, dengan sejumlah pasukan bersenjata, dan tidak melakukan pengeboman. "Mereka diberitahu ... kami mendiskusikan perlunya mereka sangat berhati-hati," kata Biden.
Namun seperti biasa, Biden mendukung invasi Israel ke Gaza. Dia mengatakan, tidak realistis mengharapkan Israel menghentikan aksi militernya.
"Hamas mengatakan secara terbuka mereka berencana menyerang Israel lagi, seperti yang mereka lakukan sebelumnya, di mana mereka memenggal kepala bayi," kata Biden.
Biden tetap menuding Hamas memenggal kepala bayi. Padahal, Gedung Putih sendiri telah mengklarifikasi para pejabat AS belum melihat bukti-buktinya. Biden hanya mengacu pada laporan provokatif media pendukung Israel tentang tindakan tersebut.
Sebelumnya Israel mengklaim menemukan senjata dan peralatan tempur Hamas di rumah sakit Al Shifa dalam sebuah penggeledahan. Hamas menepis pengumuman tersebut sebagai kebohongan besar.
Biden menegaskan pada Netanyahu bahwa ia tidak percaya perang akan berakhir sampai solusi dua negara tercapai. "Saya menjelaskan kepada Israel menurut saya adalah sebuah kesalahan besar jika mereka menduduki Gaza," katanya.