REPUBLIKA.CO.ID, MAINZ -- Pesepakbola asal Belanda berdarah Maroko, Anwar El Ghazi mengambil tindakan hukum terhadap mantan klubnya FSV Mainz 05 setelah klub tersebut memutus kontrak kerja sang pemain.
Dilansir Inside World Football, Kamis (16/11/2023), El Ghazi menggugat pihak Mainz 05 setelah diputus kontrak karena menunjukkan dukungannya kepada rakyat Palestina di tengah perang Israel-Gaza.
Mainz telah mengonfirmasi bahwa sidang pengadilan akan berlangsung pada 6 Desember 2024 mendatang.
Klub Bundesliga Jerman itu awalnya menskors El Ghazi pada bulan Oktober, dengan menyatakan bahwa dia telah mengambil sikap yang tidak dapat diterima terhadap perang.
Mereka mencabut skorsingnya setelah beberapa hari dan menyatakan dia akan tersedia untuk seleksi lagi setelah diberi peringatan dan menunjukkan penyesalan.
Namun, El Ghazi kemudian menulis di media sosial bahwa dia sama sekali tidak menyesal atau menjauhkan diri dari apa yang dia katakan serta tetap membela maupun bersuara tentang kemanusiaan yang melanda masyarakat Palestina.
Mainz kemudian menjawab bahwa mereka gagal memahami dan terkejut dengan pernyataan eks pemain Aston Villa tersebut. Alhasil, kontraknya diakhiri dua hari kemudian.
Usai keputusan Mainz, El Ghazi kembali mengkritik tentang genosida yang dilakukan oleh militer Israel.
"Pertahankan apa yang benar, meskipun itu berarti berdiri sendiri. Hilangnya mata pencaharian saya tidak ada artinya jika dibandingkan dengan penderitaan yang menimpa orang-orang yang tidak bersalah dan rentan di Gaza," tulis pesepak bola 28 tahun tersebut.
Unggahan El Ghazi berpotensi menimbulkan tuntutan pidana di Jerman karena dianggap sebagai hasutan untuk menghancurkan Israel. Sementara pengacara sang pemain menyebut hal itu merupakan sebuah kebebasan ekspresi dari salah satu masyarakat dunia.