REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Anggota DPRD Kota Depok, Ikravany Hilman, merekomendasikan program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak stunting di wilayahnya untuk dihentikan sementara waktu. Permintaan ini karena banyaknya keluhan masyarakat terkait program yang berjalan sejak 10 November lalu.
Menurut Ikra, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak warga yang belum teredukasi soal makanan bergizi bagi anak gizi kurang. Sehingga banyak keluhan terkait menu yang dinilai tidak signifikan memberi asupan gizi.
"Kalau (Pemkot Depok) belum siap untuk melakukan edukasi, saya minta di-postpone dulu program ini. Kita siapkan dulu, karena berarti ada satu proses pada saat persiapan itu lolos. Padahal itu bagian dari juklak-juknis (petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis) persiapan melakukan sosialisasi," kata Ikravany Hilman saat rapat dengar pendapat Komisi D bersama Dinkes Depok, Jumat (17/11/2023).
Dia menjelaskan, karena kurangnya sosialisasi ini, tujuan dari program menjadi tidak tercapai. Padahal tujuan dari program dengan anggaran Rp 4,9 miliar ini bukan tentang bagi-bagi makanan, tapi tentang memberi edukasi masyarakat dalam memberi makanan bergizi kepada anak.
"Warga nggak tahu bahwa nugget itu ada keju, ayam dan sebagainya karena memang nggak dijelasin. Padahal bukan makanan yang penting di program ini, Rp 4,9 miliar bukan makanannya yang utama, tapi pengetahuan tentang makanan yang bergizi ini. Bahwa seperti tempe keju itu begini cara bikinnya," katanya.
Ikra juga menyebut program ini akan hanya membuang-buang uang miliaran jika perbaikan tidak dilakukan. Anak dikatakannya tidak akan berubah kondisinya menjadi lebih baik karena edukasi yang tidak maksimal dari Pemkot Depok.
"Di akhir nanti, yang ditanya bukan berapa balita yang sudah dikasih makan. Tapi, berapa banyak nutrisi yang tersebar, karena yang saya dengar, mudah-mudahan salah, (jumlah anak) stunting kita naik," ujarnya.
Program PMT anak stunting atau gizi kurang di Kota Depok sedang disorot. Hal ini lantaran menu yang diberikan dinilai tidak memenuhi standar gizi, seperti adanya pemberian otak-otak hingga nasi dengan kuah sop.