Jumat 17 Nov 2023 17:30 WIB

Munas JWM Digelar, Dorong Pengembangan Wisata Halal

JWM merupakan wadah bagi para pengusaha dan pelaku wisata dari seluruh Indonesia.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Pembukaan Musyawarah Nasional Jaringan Wisata Muhammadiyah (JWM) di SM Tower and Convention, Jumat (17/11/2023) yang dihadiri oleh Menko PMK Muhadjir Effendy.
Foto: Republika/Idealisa Masyrafina
Pembukaan Musyawarah Nasional Jaringan Wisata Muhammadiyah (JWM) di SM Tower and Convention, Jumat (17/11/2023) yang dihadiri oleh Menko PMK Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak lebih dari 100 peserta menghadiri Musyawarah Nasional pertama Jaringan Wisata Muhammadiyah (JWM) di SM Tower and Convention pada 17-19 November 2023. Kegiatan ini membahas mengenai perkembangan wisata halal di Indonesia dan bagaimana upaya untuk memajukannya.

Ketua Badan Pengurus Pusat Jaringan Wisata Muhammadiyah (JWM) Muhsin B Thoyib Arbas menjelaskan, JWM merupakan wadah bagi para pengusaha dan pelaku wisata dari seluruh Indonesia.

JWM hadir saat pandemi Covid-19 dan berupaya untuk membangkitkan industri wisata yang tengah terpuruk.

"Di tengah pandemi 2021 ketika semua kegiatan off dan pariwisata tiarap, kami mencoba mengambil inisiatif dengan JWM travel mart tingkat nasional di Kota Batu," tutur Muhsin saat pembukaan Munas di SM Tower and Convention, Jumat (17/11/2023).

Menurut Muhsin, gelaran acara tersebut disambut positif oleh Gubernur Jawa Timur dan Wali Kota Batu karena dianggap sebagai bentuk pemicu asosiasi pariwisata seluruh Indonesia. Bahkan ia mengeklaim, setelah itu banyak event-event pariwisata untuk mendorong sektor pariwisata agar bangkit kembali.

Tidak hanya itu, JWM juga telah menjadi pelaksana berbagai event pariwisata internasional selama tiga tahun berdirinya.

Perwakilan dari Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata (MEBP) Muhammadiyah Syauqi Soeratno berharap bahwa keberadaan JWM ini dapat meningkatkan sektor pariwisata halal. Apalagi potensi pasar halal di dunia mencapai sekitar 274 miliar dolar AS hingga 2026, dan yang terserap di Indonesia hanya sekitar 20 persen.

"Rasanya kita harus bisa menjawab tantangan ini, kita harus mampu menyerap potensi lain," kata Syauqi.

Terlebih lagi, di Kota Yogyakarta merupakan tempat lahirnya Muhammadiyah. Ia menilai bahwa sejarah Muhammadiyah di Yogyakarta dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.

Kampung Kauman yang berada di Kota Yogyakarta menjadi saksi perjuangan Muhammadiyah yang waktu itu ditentang berbagai kalangan. Tidak hanya Kauman, seluruh Yogyakarta dinilai memiliki napas Muhammadiyah.

"Masuk lorong gang Kauman satu hal, tapi hampir semua kampung di Yogyakarta ada nafas Muhammadiyah. Kita kembali dan purifikasi Muhammadiyah melalui konsep yang lebih modern termasuk wisata halal," tuturnya.

Untuk itu, ia berharap kontribusi JWM dalam pengembangan wisata halal di Indonesia, sehingga potensi ratusan miliar dolar industri halal dapat terserap di Indonesia.

Kelahiran Jaringan Wisata Muhammadiyah dibidani secara langsung oleh Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah Melalui Surat Keputusan Nomor:021/KEP/I.8/G/2020 tanggal 28 Dzulhijah 1441 H bertepatan 18 Agustus 2020 M. Pada tanggal tersebut, MEK PP Muhammadiyah resmi menetapkan Badan Pengurus Jaringan Wisata Muhammadiyah (BP-JWM) dan Pedoman Dasar JWM.

Agenda Munas JWM 1 berlangsung selama tiga hari mulai Jumat (17/11/2023) hingga Ahad (19/11/2023) di SM Tower & Convention, Jalan KH Ahmad Dahlan No 107 Yogyakarta. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement