REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Usai viralnya video curahan hati ASN Boyolali yang diduga diminta memenangkan pasangan capres tertentu, Bawaslu Boyolali akan melakukan investigasi dan penelusuran.
"Terkait dengan beredarnya video itu yang kami lakukan adalah melakukan upaya penelusuran dan investigasi sesuai dengan Perbawaslu 5 dan Perbawaslu 7," kata Ketua Bawaslu Boyolali, Widodo ketika dihubungi Jumat (17/11/2023).
Widodo mengatakan sudah ada strategi untuk menangani hal tersebut. Namun, soal kejelasan sumber video tersebut baik pengunggah ataupun diduga pelaku masih belum bisa dipastikan.
"Tentu kami buat strategi dan kami sudah lakukan itu. Kami mencoba mencari informasi dan lain sebagainya. Karena mohon maaf kalau melihat videonya itu yang meng-upload siapa, sumbernya dari mana, pelaku di dalamnya siapa, ini kan juga belum tahu," katanya.
Pihaknya juga mengaku kesulitan mengungkapkan kasus tersebut lantaran kurangnya bukti pendukung. Hal tersebut membuat perkembangannya hingga kini belum signifikan.
"Upaya-upaya itu sudah kami lakukan walaupun memang belum ada perkembangan yang signifikan. Kecuali misalnya ada data pendukung yang lain terkait kasus itu," katanya mengakhiri.
Sebelumnya, Video tersebut diunggah di Tiktok oleh akun @ase******. Dalam video tersebut juga diberikan keterangan bahwa itu adalah curhatan ASN diperintahkan memenangkan PDIP dan Ganjar-Mahfud. Per Rabu (15/11/2023) pukul 14.15 WIB video tersebut sudah disukai 95 ribu kali, 6,023 komentar.
"Viral curhatan PNS Boyolali diperintah menangkan PDIP dan Ganjar Mahfud. Bahkan dimintai uang dengan alasan gotong royong, kalau menolak akan dipindah dan dikucilkan dari lingkungan kerja playing victim, padahal mereka pemain inti," tulis caption di video tersebut dilihat Republika, Rabu (15/11/2023).
Bupati Boyolali M Said Hidayat pun membantah video tersebut. Ia mengatakan dirinya tak pernah memberikan arahan dan perintah seperti itu.
"Pertanyaannya, (apakah) semua pernah mendengar saya memerintah seperti itu?" kata Said ketika ditemui di Gedung Cendana, Boyolali, Rabu (15/11/2023).
Said kembali menegaskan bahwa Bupati Boyolali tak pernah memberikan instruksi seperti itu. Ia malah kembali bertanya kepada awak media apakah pernah mendengarkan dirinya memberikan instruksi tersebut.
"Ya sudah jawabannya itu, artinya bupati tidak pernah memerintahkan untuk itu. Sampeyan sendiri menyampaikan belum pernah mendengar, oke sip?," katanya.