Jumat 17 Nov 2023 20:29 WIB

Tambahan Kuota Petugas Haji Diupayakan

Arab Saudi mengurangi kuota petugas haji.

Petugas haji Indonesia - Ilustrasi.
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Petugas haji Indonesia - Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pemerintah Republik Indonesia masih berupaya memperoleh tambahan kuota petugas haji dari Pemerintah Arab Saudi untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan ibadah haji tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi.

"Kementerian Agama terus melobi tambahan kuota petugas haji 2024. Petugas haji hanya 2.200 atau sekitar satu persen dari 241 ribu orang (peserta haji)," kata Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Wibowo mengatakan bahwa kuota petugas haji untuk Indonesia pada tahun 2024 jauh lebih sedikit dibandingkan pada tahun sebelumnya, yang mencapai lebih dari 4.000 orang.

"Jelas ini masih sangat kurang. Harapannya lobi Menteri Agama membawa hasil positif. Semoga petugas haji bisa ditambah," katanya.

Dia mengemukakan bahwa pemerintah akan menghadapi lebih banyak tantangan dalam menyelenggarakan pelayanan ibadah haji jika tidak mendapat tambahan kuota petugas haji mengingat jamaah haji tahun 2024 lebih banyak dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Wibowo menjelaskan pula bahwa pemerintah sudah mulai mempersiapkan penyelenggaraan pelayanan ibadah haji tahun 2024.

Menurut dia, jajaran aparat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama akan segera berangkat ke Arab Saudi untuk mengecek komponen-komponen harga yang mempengaruhi besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

Kementerian Agama telah mengusulkan BPIH tahun 2024 sebesar Rp105 juta, lebih banyak dari usul BPIH tahun 2023 yang sekitar Rp98,8 juta.

Wibowo menjelaskan, penghitungan usul besaran BPIH tahun 2024 dilakukan berdasarkan nilai tukar rupiah dengan dolar AS dan riyal Arab Saudi serta komponen biaya penerbangan, akomodasi, konsumsi, transportasi, dan fasilitas pelayanan di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).

"Laporan sementara terjadi kenaikan harga di beberapa layanan seperti katering, akomodasi, transportasi. Harga hotel kita belum tahu dengan kondisi resesi dunia," katanya.

"Kita tidak semata-mata mengusulkan harga naik tanpa ada argumentasi yang jelas," ia menambahkan.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement