Sabtu 18 Nov 2023 07:13 WIB

BBM Diizinkan Masuk Gaza, Israel Janjikan Pengiriman Setiap Dua Hari Sekali

Izin pengiriman bahan bakar ke Gaza keluar setelah adanya permintaan dari AS.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Truk yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza melintasi gerbang perbatasan Rafah, di Rafah, Mesir. Israel telah mengizinkan pengiriman 140 ribu liter bahan bakar ke Jalur Gaza.
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Truk yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza melintasi gerbang perbatasan Rafah, di Rafah, Mesir. Israel telah mengizinkan pengiriman 140 ribu liter bahan bakar ke Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Israel telah mengizinkan pengiriman 140 ribu liter bahan bakar ke Jalur Gaza yang akan dilakukan setiap dua hari sekali. Selama 41 hari, yakni sejak memulai agresinya ke Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel diketahui melarang adanya suplai bahan bakar ke wilayah tersebut.

Menurut keterangan beberapa pejabat Israel, izin pengiriman bahan bakar ke Gaza keluar setelah adanya permintaan dari Amerika Serikat (AS). Mereka menyebut, kabinet perang Israel setuju memberikan akses kepada dua truk tangki bahan bakar untuk memasuki Gaza setiap harinya guna memenuhi kebutuhan operasional PBB di wilayah tersebut.

Baca Juga

“Asalkan (bahan bakar) tidak sampai ke Hamas,” kata pejabat Israel yang enggan dipublikasikan identitasnya, Jumat (17/11/2023).

Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengungkapkan, bobot bahan bakar yang diizinkan masuk ke Gaza sekitar dua hingga persen dari jumlah normal sebelum pecahnya pertempuran pada 7 Oktober 2023 lalu. Skema pengiriman bahan bakar ke Gaza diperjelas oleh seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS.

Dia mengatakan, Israel berkomitmen mengizinkan masuknya 120 ribu liter bahan bakar setiap 48 jam. Bahan bakar tersebut akan digunakan untuk operasional truk-truk milik Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) serta kebutuhan lain seperti desalinasi air, pemompaan limbah, toko roti, dan rumah sakit di wilayah selatan Gaza.

Tambahan 20 ribu liter lainnya akan turut dikirimkan setiap 48 jam. Pasokan ini khusus untuk memasok listrik ke generator listrik perusahaan telekomunikasi Palestina, Paltel Group.

Jumlah bahan bakar yang diizinkan Israel disuplai ke Gaza masih belum memenuhi kebutuhan. UNRWA, misalnya, mengatakan, mereka membutuhkan setidaknya 160 ribu liter bahan bakar per harinya. “UNRWA membutuhkan 160.000 liter bahan bakar setiap hari untuk operasi dasar kemanusiaan,” katanya dalam sebuah pernyataan, Jumat (17/11/2023), dikutip Anadolu Agency.

Awal pekan ini, UNRWA mengeluarkan peringatan akan menghentikan operasinya di Gaza dalam waktu 48 jam. Hal itu karena kelangkaan bahan bakar telah menghambat aktivitas kemanusiaan mereka di Gaza.

Tak adanya suplai bahan bakar sejak 7 Oktober 2023 memang telah membuat situasi di Gaza memburuk. Sebab pencegahan pengiriman bahan bakar dibarengi keputusan Israel memotong aliran listrik ke Gaza.

Akibatnya, nyaris seluruh rumah sakit di Gaza, termasuk Rumah Sakit Indonesia, tak dapat beroperasi karena tak lagi memiliki stok bahan bakar untuk menghidupkan generator pembangkit listrik. Padahal saat ini rumah sakit sangat dibutuhkan mengingat korban luka akibat agresi Israel selama 40 hari terakhir telah hampir menembus 30 ribu orang.

Sementara itu Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengungkapkan, saat ini kelaparan telah meluas di Jalur Gaza. “Persediaan makanan dan air praktis tidak ada di Gaza, dan hanya sebagian kecil dari kebutuhan yang datang melalui perbatasan. Dengan semakin dekatnya musim dingin, tempat penampungan yang tidak aman dan penuh sesak, serta kurangnya air bersih, warga sipil menghadapi kemungkinan kelaparan,” kata Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA, Jumat lalu.

Ketiadaan suplai bahan bakar turut mempengaruhi merebaknya kelaparan di antara penduduk Gaza. Hal itu karena banyak toko roti yang terpaksa tutup karena tak lagi memiliki stok bahan bakar untuk kebutuhan operasional. Awal pekan ini, WFP mengkonfirmasi penutupan toko roti terakhir di Gaza yang bermitra dengan mereka. Toko tersebut tutup karena kehabisan persediaan bahan bakar untuk operasional.

Perusahaan Telekomunikasi Palestina (Paltel Group) mengumumkan gangguan total pada jaringan telepon rumah, seluler, dan internet di seluruh Jalur Gaza pada Kamis (16/11/2023) malam lalu. Paltel Group, yang merupakan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Palestina, mengatakan, gangguan itu merupakan dampak dari ketiadaan bahan bakar di Gaza.

“Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa semua layanan telekomunikasi di Jalur Gaza tidak berfungsi karena semua sumber energi yang menopang jaringan telah habis, dan bahan bakar tidak diperbolehkan masuk,” kata Paltel Group dalam sebuah pernyataan, dikutip WAFA.

Sebelumnya Paltel Group telah menyampaikan bahwa pusat data utama dan saklar di Jalur Gaza ditutup secara bertahap akibat habisnya bahan bakar. Elemen jaringan utama hanya bergantung pada baterai.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement