REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel telah mengizinkan pengiriman 140 ribu liter bahan bakar ke Jalur Gaza yang akan dilakukan setiap dua hari sekali. Menurut keterangan beberapa pejabat Israel, izin pengiriman bahan bakar ke Gaza keluar setelah adanya permintaan dari Amerika Serikat (AS).
Namun, ada banyak masalah di dalam pemerintahan Israel sendiri terkait pemberian izin pengiriman bahan bakar ke Gaza. Anggota pemerintah dari kubu sayap kanan mengatakan bahwa Israel harus tetap berpegang pada kebijakannya yang tidak mengizinkan bahan bakar masuk ke Gaza, dan mengatakan bahwa hal itu berada di tangan Hamas.
Aljazirah memberitakan bahwa Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich, telah mengatakan bahwa dia ingin susunan kabinet perang diubah. Pernyataan Smotrich ini menunjukkan bahwa dia menginginkan kursi di dalam kabinet perang dan ikut dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan terkait kampanye militer Israel di Jalur Gaza.
Namun Perdana Menteri Israel mendapat tekanan yang sangat besar, dari luar negeri karena meningkatnya bencana kemanusiaan di Jalur Gaza. Tekanan tersebut datang dari keluarga para tawanan Hamas, dan sekarang dari pemerintahannya sendiri yang tidak setuju dengan berbagai macam keputusan yang diambil Netanyahu sehubungan dengan perang d Gaza.
Namun hal ini akan menjadi masalah jika menteri-menteri sayap kanan memasuki kabinet perang yang memiliki sejarah ultra-nasionalisme dan sejarah retorika anti-Palestina, dan juga tidak memiliki pengalaman perang atau keamanan.
Kini Israel bertekad untuk terus membiarkan bahan bakar mengalir dalam jumlah kecil setiap hari, dan itu saja untuk saat ini.