Sabtu 18 Nov 2023 11:55 WIB

Israel Dilaporkan Uji Senjata Baru dalam Perang di Gaza, Seperti Apa Dampaknya?

Luka bakar yang diakibatkan senjata itu sangat dalam dan terbakar hingga ke tulang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Warga Palestina menyelamatkan korban selamat pasca serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 17 November 2023.
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Warga Palestina menyelamatkan korban selamat pasca serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 17 November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Israel dilaporkan melakukan uji coba senjata baru dalam perang di Gaza. Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan, tim medis di Gaza telah mengamati luka bakar parah pada tubuh warga Palestina yang terbunuh dan terluka oleh bom Israel.

"Tim dokter mengamati luka bakar yang disebabkan oleh ledakan bom Israel atau akibat senjata yang tidak dikenal. Ini sesuatu yang belum pernah mereka lihat dalam konflik sebelumnya," ujar al-Qudra, dilaporkan Aljazirah, Jumat (17/11/2023).

Baca Juga

Dr Ahmed el-Mokhallalati dari divisi luka bakar dan bedah plastik di Rumah Sakit al-Shifa, dalam sebuah wawancara dengan Toronto Star, menggambarkan luka tersebut sangat dalam dengan luka bakar tingkat tiga dan empat. Selain itu jaringan kulit dipenuhi dengan partikel hitam, serta sebagian besar ketebalan kulit dan seluruh lapisan di bawahnya terbakar sampai ke tulang.

El-Mokhallalati mengatakan, ini bukanlah luka bakar fosfor, tetapi kombinasi dari semacam gelombang bom pembakar dan komponen lainnya. Militer Israel sejauh ini belum mengomentari pernyataan Kementerian Gaza tersebut.

Pada 22 Oktober tentara Israel merilis rekaman unit komando Maglan yang mengerahkan bom mortir 120mm berpemandu presisi baru yang disebut Iron Sting. Bom itu digunakan untuk melawan Hamas di Gaza.

Produsen bom yang berbasis di Haifa, Elbit Systems, telah mengiklankan kualitasnya di halaman hubungan masyarakat di situs webnya sejak Maret 2021, ketika bom tersebut diintegrasikan ke dalam militer Israel. Benny Gantz, yang saat itu menjadi menteri pertahanan Israel dan sekarang menjadi bagian dari kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menggambarkan, Iron Sting dirancang untuk menyerang sasaran dengan tepat, baik di medan terbuka maupun lingkungan perkotaan, sekaligus mengurangi kemungkinan kerusakan tambahan dan mencegah cedera pada korban nonkombatan.

Klaim ini juga disuarakan oleh Mark Regev, mantan juru bicara Netanyahu. Menurut Regev, Israel berusaha untuk bertindak sangat manusiawi. Namun, pengeboman Israel di Gaza yang telah berlangsung ebih dari satu bulan telah membunuh sedikitnya 11.400 warga sipil Palestina, dan melukai 30.000 orang di Gaza dan Tepi Barat. Sementara lebih dari 4.700 anak-anak Gaza meninggal. 

Ahmed Saeed al-Najar (28 tahun) sedang mengemudikan taksinya di Rafah selama perang ketiga di Gaza pada 2014. Ketika itu sebuah rudal drone masuk melalui sunroof taksinya yang terbuka.  Drone itu meledak di dalam mobil, kemudian memenggal kepala dan membunuh keenam penumpangnya, termasuk sahabatnya.

Mobil itu menjadi sasaran roket drone Spike Israel, yang dapat dimodifikasi untuk membawa selongsong fragmentasi ribuan kubus tungsten 3 mm. Drone itu mengenai area dengan diameter sekitar 20 meter.

Kubus tersebut menusuk logam dan menyebabkan....

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement