REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden harus menawarkan gagasan dan program yang menjawab permasalahan generasi Z untuk membangun partisipasi politik pemilih muda.
“Jadi lakukan penelitian secara mendalam soal apa sih yang mereka (generasi muda) inginkan untuk Indonesia lima tahun ke depan,” kata Emrus, dalam diskusi politik di Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2023).
Emrus menekankan bahwa partai politik bertanggung jawab agar seluruh warga negara Indonesia menggunakan hak suaranya dalam pemilu tahun depan.
“Jadi kalau ada 'golput' (golongan putih) saya mengkritik, ini juga tanggung jawab semua partai politik, berarti partai politik juga tidak maksimal untuk merangkul seluruh rakyat Indonesia terutama generasi Z,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa ada beberapa golongan pemilih muda yang bahkan tidak mengetahui informasi terkait pemilu.
Namun menurut dia, ada juga golongan pemilih muda yang telah memiliki pendirian kuat terkait pilihan capres/cawapres dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 yaitu fandom.
“Tetapi hati-hati dengan (golongan) fandom ini. Ketika sesuatu atau seseorang yang didukung melakukan kesalahan atau kekurangan menurut persepsi dia (fandom) bisa sangat benci, bisa jadi golput,” katanya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Senin (13/11) menetapkan tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 pada hari Selasa, 14 November 2023, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.