REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nawawi mengatakan fenomena migrasi pekerja di bidang kesehatan dalam beberapa tahun terakhir telah meningkat cukup pesat.
Menurutnya, fenomena penuaan penduduk yang kini dialami oleh negara-negara maju, terutama Eropa dan Asia Pasifik. Negara-negara di kawasan tersebut telah meningkatkan permintaan tenaga kesehatan berupa perawat dan caregiver.
"Mereka mengalami defisit tenaga kerja, sedangkan Indonesia memiliki surplus tenaga kerja khususnya di bidang kesehatan," kata Nawawi dalam webinar "Migrasi Perawat" disiarkan Antara.
Sehingga terjadi perpindahan bekerja baik itu secara struktural maupun secara natural dari Indonesia ke berbagai negara. Khususnya di negara-negara yang saat ini membutuhkan pekerja di bidang kesehatan, terutama nurse dan caregiver.
Menurut data Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) 2023, permintaan pekerjaan tenaga kesehatan sepanjang 2021 sampai 2023 berjumlah 7.568 orang terutama dari Belanda, Kuwait, Qatar, Rumania, Arab Saudi, Selandia Baru, Singapura, dan Uni Emirat Arab. Sebanyak tujuh negara meminta perawat dan hanya Rumania yang meminta careworker.
Dari sekian banyak negara itu, Singapura membutuhkan banyak perawat mencapai 5.100 orang. Namun dari data BP2MI baru 37,2 persen yang terpenuhi dari job order.
"Ini peluang buat Indonesia," kata Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia Hanif Fadhillah.