REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dinilai cukup efektif dan tepat sasaran. Sesuai tujuannya, program ini langsung menyasar masyarakat khususnya dari kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki hunian murah dan layak.
"Saya melihat program KPR ini sudah tepat sasaran. Tidak mungkin orang kaya dapat KPR," kata Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah dalam webinar bertemakan Perbandingan Efektivitas KUR dan KPR, Kamis (16/11/2023).
Piter menilai program KPR terbukti dapat meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat. Program KPR langsung menyentuh masyarakat bawah dan membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar, serta keluar dari jurang kemiskinan.
Dengan berbagai subsidi yang diberikan pemerintah melalui program KPR, angka kepemilikan rumah terus meningkat. Pascapandemi, Segara Institute menemukan kepemilikan rumah mencapai 83,99 persen Pada 2022, tertinggi sejak 2012.
Di sisi lain, masyarakat yang tidak memiliki rumah jumlahnya juga semakin mengecil. Setidaknya 16,01 persen rumah tangga di Indonesia tidak memiliki rumah per 31 Desember 2022. Ini menunjukkan keberhasilan KPR dalam membantu masyarakat mendapatkan rumah.
"KPR ini membantu mengurangi jumlah rumah tangga yang tidak memiliki rumah. Ini menunjukkan efektivitas KPR dalam membantu penyediaan rumah bagi masyarakat khususnya MBR," ujar Piter.
Dari sisi penyaluran, tren perkembangan dana KPR yang disalurkan Bank umum dan BPR terus meningkat mencapai Rp 586,8 triliun pada 2022. Sementara pada Mei 2023, total pembiayaan dari bank umum kepada perorangan untuk KPR mencapai Rp 605 triliun.
Piter mengatakan saat ini sudah banyak bank yang mendorong kepemilikan rumah bagi masyarakat. Namun bank yang memiliki spesialisasi memberikan fasilitas KPR yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).
Diantara bank lainnya, BTN menawarkan suku bunga dasar yang paling rendah yaitu lima persen. Dalam menyalurkan KPR, BTN juga mendapat dukungan dari pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN).
Piter melihat BTN berperan besar dalam meningkatkan kepemilikan rumah oleh masyarakat. Untuk itu, menurutnya, peran BTN juga perlu diperkuat. "BTN menjadi ujung tombak baik dalam mengurangi backlog maupun membantu masyarakat mendapatkan rumah murah," kata Piter.