Ahad 19 Nov 2023 05:30 WIB

Tren Suku Bunga Tinggi Tidak Signifikan Kerek Bunga Kredit Perbankan

Sejak Maret 2022, the Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 11 kali.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Bank BTN merupakan kontributor utama dalam pembiayaan perumahan, khususnya KPR Subsidi dengan market share yang mencapai 83 persen untuk penyaluran KPR Subsidi.
Foto: Dok. BTN
Bank BTN merupakan kontributor utama dalam pembiayaan perumahan, khususnya KPR Subsidi dengan market share yang mencapai 83 persen untuk penyaluran KPR Subsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren suku bunga tinggi yang terjadi di global saat ini disebut tidak terlalu signifikan mengerek bunga kredit perbankan. Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan bunga kredit perbankan tidak banyak berubah selama lima tahun terakhir. 

"Meski suku bunga acuan bergerak naik turun, suku bunga kredit perbankan relatif konstan," kata Piter dalam webinar bertemakan Perbandingan Efektivitas KUR dan KPR, Kamis (16/11/2023).

Baca Juga

Dalam rapat kebijakan FOMC Meeting awal November lalu, Bank sentral AS Federal Reserve memutuskan mempertahankan suku bunga acuan dikisaran 5,25 persen-5,50 persen, tertinggi dalam 22 tahun. Sejak Maret 2022, the Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 11 kali.

Naiknya suku bunga acuan AS juga diikuti oleh kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6,00 persen. Ini merupakan kenaikan suku bunga BI pertama sejak terakhir kali kenaikan pada 19 Januari 2023 menjadi sebesar 5,75 persen dari 5,50 persen pada 22 Desember 2023.