Ahad 19 Nov 2023 07:53 WIB

Penyebab Ahli Kubur Kesulitan Menjawab Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir

Bila manusia dapat menjawab dengan lancar, pasti ia akan selamat di alam kubur.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Tempat Pemakaman Umum.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Tempat Pemakaman Umum. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia akan mendapatkan serangkaian pertanyaan ketika di alam kubur. Pertanyaan-pertanyaan itu ditanyakan oleh malaikat Munkar dan Nakir.

Bila manusia itu dapat menjawabnya dengan lancar, sudah pasti ia akan selamat di alam kubur. Namun, bila manusia tersebut tak dapat menjawab, malaikat Munkar dan Nakir akan menyiksanya.

Baca Juga

Dalam tulisan sebelumnya telah disebutkan manusia yang mendapatkan siksa kubur adalah mereka yang kesulitan menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir. Ketika mereka ditanya tentang agamanya, mereka tak dapat menjawab bahwa Islam adalah agama mereka.

Sebab saat hidup di dunia mereka ragu terhadap Islam. Selain itu, mereka juga susah mengatakan Alquran adalah imamnya. Sebab saat di dunia ia tak membaca Alquran, tak mempelajari Alquran, dan tak mengamalkan Alquran.

Lalu pertanyaan apa lagi yang ditanyakan kepada ahli kubur? Imam Qurthubi melanjutkan penjelasannya dalam kitab at Tadzkirah bahwa ketika malaikat bertanya siapa nabimu?, sebagian ahli kubur sulit mengucapkan ‘Muhammad Nabiku’. Hal itu karena orang tersebut ketika hidup di dunia melupakan sunah-sunah rasul dan meremehkannya.

Selain itu juga, ada orang yang kesulitan menjawab bahwa Ka'bah adalah kibatnya. Sebab saat di dunia mereka lalai dalam ibadah, ketika ibadah pun asal-asalan, bersuci pun asal-asalan, dan pakaian dan makanan mereka berasal dari uang haram. Lalu mereka juga kesulitan berkata bahwa nabi Ibrahim itu ayahku. Sebab ketika di dunia mereka berharap nabi Ibrahim itu adalah dari golongan Yahudi atau Nasrani.

ومن الناس من يعتاص عليه أن يقول: نبيي محمد لأنه كان ناسيا لسنته ، ومن الناس من يعتاص عليه أن يقول: الكعبة قل قبلتي ، لقلة تحريه في صلاته أو فساد في وضوئه ، أو التفات في صلاته ، أو اختلال في ركوعه وسجوده ، ويكفيك ما روي في فضائلها : أن الله لا يقبل صلاة من عليه صلاة ، ومن عليه ثوب حرام ، ومن الناس من يعتاص عليه أن يقول: إبراهيم أبي ؛ لأنه سمع كلاما يوما أوهمه أن إبراهيم كان يهوديا أو نصرانيا فإذا هو سام مرتاب فيفعل به ما فعل بالآخرين .

Artinya: Dan sebagian manusia ada yang sukar untuk mengucapkan ‘Muhammad Nabiku’, karena dia melupakan sunah nabi. Dan sebagian manusia ada yang sukar untuk mengucapkan ‘Kabah Kiblatku’ karena tak memperhatikan dalam sholatnya atau rusak dalam wudhunya, atau menoleh ketika sholat atau salah dalam ruku' dan sujudnya dan mereka menggunakan pakaian haram, dan sebagian manusia kesulitan mengucapkan ‘Ibrahim ayahku’ karena satu hari mereka pernah mendengar ucapan atau harapan bahwa Ibrahim itu akan menjadi Yahudi atau Nasrani. Maka ketika itu dia dalam keraguan hingga dia diperlakukan seperti diperlakukannya kepada orang yang terlahir. (Lihat kitab at Tadzkirah karya Imam Qurthubi penerbit Maktabah Darul Minhaj halaman 356).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement