Ahad 19 Nov 2023 09:26 WIB

Kolaborasi Cyber University dan Perpusnas Dukung Visi Menuju Indonesia Emas

Salah satu tantangan perpustakaan di era digitalisasi adalah mengelola informasi.

Red: Gita Amanda
Konferensi Internasional Perpusatakaan Perguruan Tinggi Indoneisa (KPPTI) ke-2 yang berlangsung di Semarang, 1-3 November 2023 silam.
Foto: Cyber University
Konferensi Internasional Perpusatakaan Perguruan Tinggi Indoneisa (KPPTI) ke-2 yang berlangsung di Semarang, 1-3 November 2023 silam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Siber Indonesia atau Cyber University berkolaborasi dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) demi menuju Indonesia Emas. Kolaborasi tersebut terjalin bersama dalam acara Konferensi Internasional Perpusatakaan Perguruan Tinggi Indoneisa (KPPTI) ke-2 yang berlangsung di Semarang, 1-3 November 2023 silam.

Bersama dengan Pimpinan Perpustakaan Nasional dan 59 Perguruan Tinggi lainnya, Gunawan Witjaksono, selaku Rektor Cyber University dan Suparman Hi Lawu, Wakil Rektor II Bidang Non Akademik Cyber University, hadir untuk mewakili kampus yang dulunya Bernama BRI Institute ini pada acara tersebut.

Baca Juga

Gunawan Witjaksono mengatakan salah satu tantangan utama yang dihadapi perpustakaan nasional dan perguruan tinggi di era digitalisasi ini adalah bagaimana mengelola informasi dan mendorong minat baca mahasiswa dari sumber baca yang ada di perpustakaan. 

“Informasi kini lebih mudah diakses melalui media online, tetapi juga lebih cepat usang. Oleh karena itu perpustakaan harus tetap relevan dengan teknologi yang berkembang pesat, termasuk e-book, basis data digital, dan mesin pencari yang canggih,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Ahad (19/11/2023). 

Selain itu, berbagai sumber informasi yang kini telah bebas tersebar luas di internet pun menjadi tantangan lainnya. Dengan kemudahan mengakses informasi online, pengguna perpustakaan mungkin cenderung mengabaikan perpustakaan fisik. 

“Perpusnas perlu menjadi lebih dinamis dan mengintegrasikan sumber-sumber digital ke dalam koleksi mereka. Dengan koleksi digital yang terus berkembang, mereka dapat menjadi pusat pengetahuan yang lebih dinamis. Koleksi digital ini bisa ditingkatkan dengan melakukan kolaborasi bersama perguruan tinggi, salah satunya dengan Kampus Fintech (Financial Technology) Pertama di Indonesia, Cyber University,” tambahnya.

Kolaborasi antara perpustakaan nasional dan perguruan tinggi dapat membantu meningkatkan akses ke koleksi yang lebih luas dan sumber daya digital. Di samping itu, penandatangan MoA (Memorandum of Agreement) ini dihadiri oleh Dr. Adin Bondar, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan.

“Meskipun terdapat banyak tantangan, era digital juga membawa banyak kesempatan. Perpustakaan sekarang dapat memberikan akses ke informasi dan sumber daya yang lebih luas dari sebelumnya. Untuk itu, kolaborasi bersama perguruan tinggi menjadi kunci perpusnas dalam menghadapi visi ‘Indonesia Emas’ yang ambisius,” ujarnya.

 

ok

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement