Ahad 19 Nov 2023 14:03 WIB

Surat Terbuka MER-C untuk Para Pemimpin Dunia Sikapi Serangan Israel Atas Gaza 

MER-C meminta pemimpin dunia hentikan serangan zionis Israel di Gaza segera

Serangan Zionis Israel di Khan Younis, Gaza Selatan, Sabtu (18/11/ 2023). MER-C meminta pemimpin dunia hentikan serangan zionis Israel di Gaza segera
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Serangan Zionis Israel di Khan Younis, Gaza Selatan, Sabtu (18/11/ 2023). MER-C meminta pemimpin dunia hentikan serangan zionis Israel di Gaza segera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Organisasi kemanusiaan Indonesia Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyerukan para pemimpin dunia agar bersatu untuk menghentikan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Seruan tersebut disampaikan dalam surat terbuka dari relawan MER-C Indonesia yang diunggah di akun @mercindonesia di platform media sosial X, yang dipantau di Jakarta, Ahad (19/11/2023).

Baca Juga

“Dengan seluruh kekuatan Anda, Anda bisa membuka perbatasan Rafah secara permanen, dan memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Palestina,” demikian pernyataan dalam surat terbuka tersebut.

“Dengan seluruh kekuatan Anda, Anda dapat menghukum setiap pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional. Dengan seluruh kekuatan Anda, Anda bisa menghentikan tragedi Nakba lainnya,” kata surat itu.

Surat tersebut menyampaikan bahwa berdasarkan kesadaran moral, tidak boleh ada tindakan militer yang dilakukan jika tindakan tersebut jelas merugikan warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak. 

Disebutkan bahwa pada 31 Oktober Israel telah menjatuhkan bom di Jabaliya, sebuah kamp padat pengungsi di Gaza Utara, dan menewaskan 195 warga Palestina serta melukai 777 orang.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza menyampaikan bahwa pihaknya tidak dapat menolong semua korban terluka dan jenazah tersebar di sekitar area rumah sakit karena kamar jenazah tidak mampu lagi menampung seluruh korban meninggal akibat serangan di Jabaliya.

“Berapa banyak lagi korban yang harus berjatuhan demi memuaskan rasa kenyang Israel akan darah rakyat Palestina sementara dunia menyaksikannya? Berapa banyak lagi anak-anak dan perempuan yang harus mati agar Anda menyadari bahwa tindakan tidak manusiawi Israel di Gaza harus dihentikan?” kata surat tersebut.

Surat itu juga menyampaikan bahwa sejarah akan mencatat bagaimana para pemimpin dunia yang memegang kekuasaan di tangan mereka bertindak untuk membantu orang-orang yang tidak berdaya, dan hal tersebut akan menjadi warisan sejarah pada masa depan. “Demi kemanusiaan, tolong ambil tindakan sekarang!” seru MER-C dalam surat terbuka itu.

Sementara itu, tentara Israel pada Sabtu (19/11/2023) kembali mengebom sekolah afiliasi PBB  di utara Gaza yang menjadi tempat mengungsi ribuan warga sipil sehingga menewaskan dan melukai puluhan orang, ketika sumber medis dan lokal Palestina melaporkan saat ini sulit  memindahkan jenazah dan memindahkan korban luka untuk perawatan. 

Puluhan warga Palestina gugur atau terluka setelah Israel mengebom Sekolah Al-Fakhoura di Jabalia, utara Gaza, yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Sumber medis dan lokal Palestina mengatakan kepada Anadolu bahwa "jenazah para syuhada menutupi koridor sekolah." 

Mereka mengungkapkan sulitnya mengevakuasi yang terluka dan tewas dari gedung tersebut, padahal di sinilah ribuan pengungsi warga sipil berlindung.

Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?

 

Sejak Israel membombardir Gaza pada 7 Oktober, lebih dari 12 ribu warga Palestina tewas, termasuk 8.300 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 30 ribu lainnya terluka. Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, mesjid dan gereja di Gaza, rusak atau hancur.

Blokade Israel telah memutus pasokan bahan bakar, listrik dan air ke Gaza serta mengurangi bantuan kemanusiaan. Sementara itu, jumlah kematian di Israel mencapai 1.200 orang. 

photo
Sebulan Genosida di Gaza - (Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement