Ahad 19 Nov 2023 16:32 WIB

Korsel dan Jepang Sepakati Kerja Sama Teknologi

Kedua negara mencoba memperbaiki hubungan tahun ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida
Foto: AP Photo/Godofredo A. Vásquez
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida

REPUBLIKA.CO.ID, PALO ALTO -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, menandatangani kerja sama rantai pasokan energi bersih, komputer kuantum dan inovasi teknologi lainnya dalam pertemuan di Silicon Valley, California, Amerika Serikat (AS).

Fumio mengatakan kerja sama ini upaya terbaru negara bertetangga itu untuk meningkatkan hubungan setelah apa yang ia sebut "kesulitan mendalam." Kedua negara mencoba memperbaiki hubungan tahun ini.

Baca Juga

Kedua pemimpin bertemu beberapa kali usai pertemuan Camp David dengan Presiden AS Joe Biden bulan Agustus lalu. Yoon dan Kim bertemu dengan Biden di sela pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik.

Dengan kekhawatiran pada agresivitas Cina dan ambisi nuklir dan rudal Korea Utara (Korut), Washington mendorong dua sekutu terbesarnya memperbaiki hubungan. Hubungan Seoul dan Tokyo sempat merenggang karena masalah kerja paksa selama penjajahan Jepang di Semenanjung Korea dari 1910-1945.

Pada Jumat (17/11/2023) selain menandatangani kerja sama ekonomi dan militer, Yoon dan Kashida memberi sinyal kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi inti hubungan kedua negara. Mereka berbicara pentingnya berbagi teknologi dengan negara yang memiliki "visi yang sama."

Yoon mencatat inovasi seperti komputer kuantum akan memilik dampak pada keamanan nasional. Ia mengatakan kerja sama pengembangan teknologi itu harus dilakukan dengan negara-negara yang memiliki nilai-nilai yang sama.

Kishida mengatakan  ia tidak sabar untuk mengumumkan jaringan pasokan bersama dengan Korsel untuk bahan bakar netral karbon seperti hidrogen dan amonia.

"Tidak ada satu negara pun yang dapat mempertahankan dirinya sendiri, begitu pula dengan teknologi - tidak ada satu negara pun yang dapat mengubah dunia," kata Kishida.

Kedua pemimpin tersebut memberikan pidato pembukaan dari podium di sisi berseberangan dari panggung. Mereka mengakhiri acara dengan mengenakan topi bisbol Stanford, mengangkat kepalan tangan dan tersenyum bersama kepada para mahasiswa dan profesor yang hadir.

Keduanya menonton pertandingan sepak bola tahunan "Big Game" antara Stanford dan saingannya dari San Francisco Bay Area, University of California, Berkeley, yang akan diadakan pada hari Sabtu.

"Namun bagi Presiden Yoon dan saya sendiri, ini adalah Big Game," kata Kishida.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement