REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Warganet ramai-ramai mengomentari akun-akun media sosial milik tentara-tentara Israel. Di aplikasi X, nama-nama akun IG tentara-tentara Israel itu tersebar.
Warganet pun dipersilakan mem-bully dan membanjiri akun-akun tentara Israel itu dengan beragam komentar yang tujuannya menjatuhkan mental tentara Israel.
Salah satu pendakwah Felix Siauw juga mendukung netizen untuk mengunjungi akun-akun medsos milik militer Israel. Lalu apakah ini termasuk jihad membela Palestina?
Komentar apa yang paling baik untuk disampaikan pada akun-akun milik tentara, pejabat ataupun rakyat Israel?
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi, berpendapat membanjiri akun-akun militer Israel dengan tujuan memberikan penyadaran diperbolehkan. Namun demikian hal itu dilakukan dengan bahasa yang santun, tidak membully yang dapat menambah kemarahan.
“kalaupun mau masuk ke akun mereka dengan tujuan untuk memberikan penyadaran itu boleh-boleh saja, tetapi ingat kita menyadarkan mereka, jangan malah menambah mereka semakin ganas. Kalau bahasa kita kurang bagus, malah ngebully segala macam, saya kira mereka akan bertambah-tambah marah,” kata kiai Zubaidi kepada Republika.co.id pada Ahad (19/11/2023).
Dia mengatakan bila netizen Indonesia akan berkomentar di akun-akun militer Israel atau pun pejabat Israel hendaknya dilakukan dengan bahasa yang menyentuh hati, yakni yang menyadarkan tentang kejamnya perang yang terjadi.
Sebaliknya menurut Kiai Zubaidi bila warganet hanya membanjiri akun-akun militer Israel dengan caci maki atau pun perang kata, hal itu menurutnya tak akan efektif menjatuhkan mental tentara Israel.
“Kalau mau seperti itu dengan bahasa yang menyentuh hati mereka, menyadarkan, ketika mereka membunuh anak anak, wanita, lansia, kaum sipil yang tak berdosa, bergelimpangan dengan banjir air mata, darah, lalu orang yang tak bersalah harus mengungsi hidup dalam penderitaan, mungkin kalau bahasa seperti itu boleh saja, yang menyentuh hati mereka menyadarkan mereka bukan malah berperang kata-kata di Twitter saya kira itu tidak akan menyelesaikan masalah, tapi berikanlah kata-kata yang menyentuh yang bisa membangun kesadaran masif di kalangan mereka itu,” katanya.
Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?
Menurut Kiai Zubaidi memberikan penyadaran kepada para tentara Israel melalui berkomentar di akun media sosial mereka merupakan salah satu bentuk jihad.
“Kalau kemudian dengan bahasa kita yang santun yang menyentuh itu kita mampu menyadarkan mereka itu bagian dari jihad kita, tapi kalau kita berperang di medsos hanya bertengkar itu saya kira tak akan menyelesaikan masalah,” katanya.