REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menulis dua surat berbeda terkait perang Israel-Hamas di Gaza. Satu surat menunjukkan dukungan Biden untuk Israel melawan Hamas. Surat lainnya, Biden berbicara tentang upaya pemerintah AS untuk melindungi warga sipil di Jalur Gaza.
NBC melaporkan, tidak lazim bagi Gedung Putih untuk membuat versi surat yang berbeda mengenai topik yang sama dengan penekanan sangat berbeda. NBC menambahkan, insiden tersebut mencerminkan ketegangan politik yang dijalani Biden ketika unsur-unsur koalisinya yang pro-Israel dan pro-Palestina bertikai karena perang tersebut terjadi menjelang pemilu 2024.
NBC memberikan sedikit detail dua surat tersebut. Surat yang dikirimkan kepada kelompok pro-Israel menyerukan bahwa peristiwa Holocaust kembali terulang. Holocaust yang dimaksud Biden yakni serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Dalam surat itu, Biden juga menjanjikan dukungan berkelanjutan kepada Israel dan upaya untuk mengembalikan tawanan yang diculik oleh Hamas dan ditahan di Gaza.
“Rakyat Israel hidup melalui momen kejahatan murni yang memunculkan kembali kenangan mengerikan dan merupakan hari paling mematikan bagi orang Yahudi sejak Holocaust”, ujar NBC melaporkan surat Biden, tertanggal 1 November.
“Amerika Serikat mendukung Israel. Kami akan terus memastikan bahwa Israel memiliki apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri melawan terorisme sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional," kata isi surat itu.
Sementara dalam surat lainnya, Biden mengatakan, AS berfokus pada pengiriman bantuan ke Palestina. Dalam surat itu, Biden tidak menyebutkan Holocaust atau dukungan AS terhadap Israel.
“Kami berduka atas banyaknya warga Palestina tak berdosa yang terbunuh,” ujar NBC melaporkan surat kedua Biden, tertanggal 8 November.
"Pemerintah bekerja sama dengan mitra-mitranya untuk memastikan bahwa bantuan yang menyelamatkan nyawa, termasuk makanan, air, dan obat-obatan dapat segera menjangkau warga Palestina yang tidak bersalah di Gaza, dan menekankan bahwa Amerika Serikat dengan tegas mendukung perlindungan warga sipil selama masa krisis," ujar isi surat itu.